Bisnis.com, JAKARTA – PT Barito Pacific Tbk. ingin menangkap peluang peningkatan konsumsi listrik dari agresifnya pembangunan infrastruktur dalam negeri, melalui akuisisi Star Energy Group Holding. Dengan pertumbuhan ekonomi sekitar 5% per tahun, permintaan energi terbarukan diyakini meningkat.
Direktur Utama Barito Pacific Agus Salim Pangestu mengungkapkan engan gencarnya pembangunan infrastruktur dari pemerintah, akan berdampak pada kenaikan konsumsi listrik masyarakat. Simultan dengan hal tersebut, Barito Pacific mempersiapkan kapasitas untuk menangkap peluang.
“Sekarang konsumsi listrik kita sedang turun, tapi ini hanya sementara. Kalau hasil infrastruktur sudah berjalan, orang-orang-orang akan ikut membangun, apakah itu properti atau pabrik-pabrik. Konsumsi pasti naik perlahan,” ungkap Agus di Jakarta, Rabu (11/4/2018).
Agus menyampaikan Barito Pacific memiliki pertimbangan jangka panjang sebelum akhirnya mengakuisisi Star Energy, perusahaan energi dengan sejumlah proyek energi terbarukan. Per tahunnya, perusahaan akan memproduksi sekitar 100 MW listrik, sehingga akan tumbuh seiring kenaikan permintaan.
Dengan mengakuisisi 66,67% saham Star Energy, BRPT akan melengkapi portofolionya di sektor petrokimia, pembangkit listrik, dan geothermal. Agus meyakini konsolidasi terbaru akan memperkuat cash flow perusahaan dalam jangka panjang.
Agus menyebut perusahaan akan memproduksi listrik dengan kapasitas pembangkit yang efisien, dengan target produksi konsolidasi dapat mencapai 875 MW. Saat ini, listrik yang diproduksi Star Energy sudah dijual lewat PLN dengan harga bervariasi.
Adapun, saat ini perseroan akan fokus menggarap proyek-proyek geothermal di Pulau Jawa, dan belum berencana masuk ke luar Jawa.