Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange ditutup lebih tinggi pada Jumat (Sabtu pagi WIB), karena para investor beralih ke pembelian safe-haven (investasi yang lebih aman) di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan antara China dan Amerika Serikat.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni menambahkan 7,6 dolar AS atau 0,57 persen, menjadi menetap di 1.336,1 dolar AS per ounce.
Presiden AS Donald Trump pada Kamis (5/4) mengancam untuk menjatuhkan tarif atas 100 miliar dolar AS produk-produk impor dari Tiongkok, meningkatkan ketegangan perdagangan dan menjerumuskan pertumbuhan ekonomi ke dalam ketidakpastian.
Namun China akan melawan "dengan biaya berapa pun" dan mengambil "tindakan pencegahan komprehensif" jika Amerika Serikat melanjutkan praktik-praktik proteksionisnya yang sepihak, kata juru bicara Departemen Perdagangan China, Jumat (6/4).
Tindakan itu dilakukan setelah kedua belah pihak awal pekan ini meluncurkan daftar produk senilai 50 miliar dolar AS yang diimpor dari masing-masing pihak, yang akan dikenakan tarif lebih tinggi.
Para analis mencatat bahwa sifat "safe haven" dari logam mulia menarik bagi para investor, memberikan dukungan terhadap emas selama sesi perdagangan.
Harga emas juga mendapat dukungan dari dolar AS yang lebih lemah. Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, turun 0,39 persen menjadi 90,10 pada pukul 19.30 GMT.
Emas dan dolar AS biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar AS melemah maka emas berjangka akan naik. Karena, emas yang dihargakan dalam dolar AS akan menjadi lebih murah bagi para pemegang mata uang lainnya.
Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei naik 0,7 sen AS atau 0,04 persen, menjadi menetap di 16,362 dolar AS per ounce. Platinum untuk penyerahan Juli, naik 2,2 dolar AS atau 0,24 persen, menjadi ditutup pada 917,5 dolar AS per ounce,