Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Asia Terseret Saham Teknologi di Wall Street, IHSG Sentuh Level Terendah

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir turun lebih dari satu persen pada perdagangan hari ini, Rabu (28/3/2018), di tengah pelemahan bursa saham di Asia.
Karyawan melintas di antara monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (16/3/2018)./ANTARA-Sigid Kurniawan
Karyawan melintas di antara monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (16/3/2018)./ANTARA-Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA— Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir turun lebih dari satu persen pada perdagangan hari ini, Rabu (28/3/2018), di tengah pelemahan bursa saham di Asia.

IHSG ditutup melorot 1,10% atau 68,51 poin di level 6.140,84, level penutupan terendah dalam lebih dari tiga bulan, setelah dibuka turun 0,22% atau 13,87 poin di posisi 6.195,48.

Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak negatif pada kisaran level 6.116,89 – 6.197,01. Pada perdagangan Selasa (27/3), IHSG mampu membukukan rebound dengan berakhir naik 0,15% atau 9,18 poin di posisi 6.209,35.

Dari 571 saham yang diperdagangkan hari ini, sebanyak 125 saham menguat, 252 saham melemah, dan 194 saham stagnan.

Berdasarkan data Bloomberg, delapan dari sembilan indeks sektoral IHSG berakhir di zona merah, dipimpin sektor aneka industri (-2,10%) dan finansial (-1,39%). Adapun sektor pertanian sendirian menghuni di zona hijau dengan kenaikan 1,09%.

Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis-27 berakhir melorot 1,58% atau 8,72 poin di level 542,96, setelah dibuka turun 0,32% atau 1,77 poin di posisi 549,90.

Hampir seluruh indeks saham lainnya di Asia Tenggara memerah dengan indeks FTSE Malay KLCI (-0,25%), indeks FTSE Straits Time Singapura (-1,50%), indeks PSEi Filipina (-0,84%), dan indeks SE Thailand (-0,76%).

Di kawasan Asia lainnya, indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang berakhir di zona merah pada perdagangan hari ini, masing-masing dengan pelemahan lebih dari satu persen, terbebani kekhawatiran perdagangan yang kali ini memukul perusahaan-perusahaan teknologi.

Indeks Kospi Korsel berakhir melorot 1,34%, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 masing-masing merosot 1,40% dan 1,80%, sedangkan indeks Hang Seng Hong Kong ditutup anjlok 2,50%.

Secara keseluruhan, bursa Asia melemah mengikuti penurunan tajam dalam saham teknologi di Amerika Serikat (AS) serta akibat kekhawatiran atas perselisihan perdagangan yang sedang berlangsung antara dua negara adidaya dunia, AS dan China.

Indeks MSCI Asia Pacific merosot 1,3% ke posisi 172,43 pada pukul 4.37 sore waktu Hong Kong, didorong pelemahan saham teknologi mulai dari Tencent Holdings Ltd., TSMC Co., hingga Samsung Electronics Co.

Kekhawatiran akan risiko dari proteksionisme AS meningkat setelah pemerintahan Trump dikabarkan mempertimbangkan tindakan tegas terhadap investasi China dalam teknologi yang dianggap sensitif oleh AS.

Tindakan ini sedianya dilakukan dengan menerapkan hukum yang disediakan untuk keadaan darurat nasional.

Saham teknologi di AS juga terguncang oleh berita dari Nvidia Corp. berikut meningkatnya kekhawatiran seputar Facebook Inc.

Chief Executive Officer Facebook Mark Zuckerberg diperkirakan akan menyampaikan testimoninya di hadapan Komite Energi dan Perdagangan DPR AS, seiring tumbuhnya kekhawatiran para pembuat kebijakan tentang perlindungan privasi.

“Harapan untuk pertumbuhan masa depan perusahaan-perusahaan teknologi AS sehubungan dengan tren yang disebut revolusi industri keempat sedang menurun saat ini,” ujar Paul Kim, chief investment officer di Eastspring Investments di Seoul.

“Hal itu mempengaruhi sejumlah saham teknologi di Asia, seperti pembuat chip memori yang diharapkan akan menyuplai lebih banyak chip kepada perusahaan-perusahaan AS tersebut,” tambahnya, seperti dikutip Bloomberg.

Saham-saham penekan IHSG:

 Kode

(%)

HMSP

-3,14

BBNI

-5,98

BMRI

-2,50

ASII

-2,74

Saham-saham pendorong IHSG:

Kode

(%)

BDMN

+3,57

SMAR

+17,14

MYOR

+2,06

ICBP

+1,19

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper