Bisnis.com, JAKARTA – Emiten penyewaan armada helikopter yang resmi melantai di bursa saham hari ini, PT Jaya Trishindo Tbk. telah mengantongi kontrak senilai Rp50 miliar untuk operasional sepanjang tahun ini. Kontrak emiten dengan ticker HELI tersebut berdurasi per satu tahun berjalan.
Direktur Utama Jaya Trishindo Edwin Widjaja menyampaikan perusahaan menargetkan dapat meningkatkan angka pendapatan sebesar 20% pada tahun ini. Hingga September 2017 lalu, pendapatan perusahaan mencapai Rp87,7 miliar atau tumbuh 22,8% dari tahun sebelumnya.
“Tahun ini kami targetkan topline dapat tumbuh sekitar 20% dan laba [naik] sekitar 15%. Alasannya karena permintaan tumbuh, terutama dari perusahaan pertambangan dan perkebunan,” ungkap Edwin di Jakarta, Selasa (27/3).
Edwin mengungkapan harga komoditas yang mengalami pemulihan dapat menjadi katalis positif bagi kinerja perseroan pada tahun ini. Dia optimistis nilai kontrak pun terus tumbuh seiring aktivitas perkebunan dan pertambangan yang terus menggeliat.
Jaya Trishindo unjuk gigi ke publik pada 28 Februari lalu dengan harga penawaran saham perdana pada rentang Rp110—Rp125. Perusahaan akhirnya melepas sahamnya pada level rendah yaitu Rp110, merujuk pada banyaknya permintaan investor.
Edwin menyampaikan dalam tiga tahun terakhir, nilai sales perusahaan konsisten tumbuh sekitar 100%, dengan capaian tahun lalu diprediksi mencapai Rp150 miliar. Tahun ini, nilai penjualan diharapkan dapat menyentuh Rp170 miliar—Rp190 miliar.
Baca Juga
Adapun, pada periode Januari—September 2017, laba usaha perseroan mencapai Rp14,03 miliar. Pada 2016 full year, perseroan mencatatkan laba sebesar Rp15,41 miliar atau naik 15,9% dari tahun sebelumnya.