Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Terseret Gejolak Politik AS, IHSG Merosot di Akhir Sesi I

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun lebih dari satu persen pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Rabu (7/3/2018), seiring dengan pelemahan bursa Asia.
Karyawan beraktivitas di dekat papan elektronik penunjuk Indeks Harga Saham Gabungan, di Jakarta, Selasa (27/2/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan
Karyawan beraktivitas di dekat papan elektronik penunjuk Indeks Harga Saham Gabungan, di Jakarta, Selasa (27/2/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun lebih dari satu persen pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Rabu (7/3/2018), seiring dengan pelemahan bursa Asia.

IHSG merosot 1,23% atau 79,72 poin ke level 6.420,39 di akhir sesi I, setelah dibuka di zona hijau dengan kenaikan tipis 0,01% atau 0,85 poin di level 6.500,96. Adapun pada perdagangan Selasa (6/3), IHSG berakhir melemah 0,77% di level 6.500,11, pelemahan di hari ketiga berturut-turut.

Sepanjang perdagangan hari ini IHSG bergerak pada kisaran 6.413,82 - 6.516,89. Sebanyak 62 saham menguat, 318 saham melemah, dan 192 saham stagnan dari 572 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Seluruh sembilan indeks sektoral IHSG bergerak negatif dengan tekanan utama sektor tambang (-2,57%), pertanian (-2,43%), dan aneka industri (-2,26%).

Sementara itu, pergerakan indeks saham lainnya di Asia Tenggara terpantau juga melemah siang ini, dengan indeks FTSE Straits Time Singapura (-0,79%), indeks SE Thailand (-0,59%), indeks FTSE Malay KLCI (-0,51%), dan indeks PSEi Filipina (-0,22%).

Secara keseluruhan bursa Asia melemah mengikuti pelemahan pada bursa AS, menyusul tersiarnya kabar pengunduran diri penasihat ekonomi Gedung Putih, Gary Cohn.

Indeks MSCI Asia Pacific turun 0,4% pada pukul 2.21 siang waktu Tokyo (pukul 12.21 WIB), sedangkan Topix dan Nikkei 225 Stock Average masing-masing melemah 0,7% dan 0,8%. Sementara itu, indikator indeks S&P 500 AS merosot 1,1%.

Pengumuman Trump pekan lalu mengenai rencananya untuk mengenakan tarif impor baja dan aluminium telah memicu volatilitas di pasar global serta perdebatan sengit di Gedung Putih antara Cohn dan pendukung perdagangan bebas lainnya dengan tokoh proteksionis seperti Peter Navarro, menurut sumber dari Gedung Putih.

Cohn, yang merupakan mantan presiden direktur dan Chief Operating Officer bank investasi Goldman Sachs, dipandang sebagai benteng pertahanan di Gedung Putih melawan kebijakan proteksionisme. Pelobi bisnis sering menganggap Cohn sebagai sekutu terkuat mereka di Gedung Putih.

“Ketidakpastian kebijakan telah mendukung banyak volatilitas pasar baru-baru ini,” ujar Stephen Wood, kepala strategi pasar untuk Amerika Utara di Russell Investments di New York, seperti dikutip Bloomberg.

“Ini terkait dengan ketidakstabilan. Dia [Cohn] adalah advokat untuk kebijakan perdagangan bebas sehingga akan ada ekspektasi bahwa suara-suara proteksionis akan lebih representatif dalam pemerintahan,” tambahnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro