Bisnis.com, JAKARTA — Tropical Landscapes Finance Facility (TLFF) menerbitkan sustainability bond senilai US$95 juta untuk mendanai PT Royal Lestari Utama, perusahaan patungan Indonesia antara Michelin Prancis dan Barito Pacific Group. Nilai itu setara dengan Rp1,3 triliun.
Sustainability bond merupakan surat utang yang diterbitkan untuk membiayai proyek-proyek yang mendukung keberlanjutan lingkungan hidup dan sosial masyarakat.
Sementara itu, TLFF merupakan kemitraan antara UN Environment, ICRAF, ADM Capital dan BNP Paribas yang bertujuan untuk menyediakan pembiayaan jangka panjang bagi proyek yang mendukung pengembangan lingkungan hidup dan perbaikan mata pencaharian masyarakat pedesaan di Indonesia.
Obligasi yang diterbitkan TLFF ditujukan untuk membantu membiayai perkebunan karet alam yang berkelanjutan di lahan terdegradasi di dua provinsi di Indonesia, Jambi dan Kalimantan Timur. Instrumen ini dirancang oleh BNP Paribas dan diterbitkan oleh TLFFI Pte. Ltd.
Proyek ini melibatkan kerjasama dengan WWF untuk membantu mempertahankan hutan dengan cadangan dan nilai karbon tinggi, alias High Carbon Stock (HCS) dan High Conservation Value (HCV), di kawasan konsesi Royal Lestari Utama (RLU), juga konservasi satwa liar dan daerah riparian (peralihan antara sungai dengan daratan).
Dari area konsesi seluas 88.000 hektare (ha), kira-kira 45.000 ha akan disisihkan untuk mata pencaharian masyarakat dan konservasi.
Di Provinsi Jambi, dua wilayah konsesi yang dimiliki oleh RLU dan dua konsesi WWF yang bersebelahan membentuk zona penyangga yang melindungi Taman Nasional Bukit Tigapuluh. Ini merupakan salah satu tempat terakhir di Indonesia di mana gajah, harimau, dan orangutan hidup berdampingan.
Saat jatuh tempo, perkebunan karet alam diharapkan dapat menyediakan sekitar 16.000 pekerjaan dengan upah yang adil, memberikan sumber kerja yang penting bagi masyarakat lokal. Menteri Lingkungan dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar mengatakan pihaknya sangat mendukung upaya positif ini dari sektor swasta dengan menggunakan struktur investasi seperti TLFF.
“Ini tidak hanya meningkatkan pembangunan ekonomi, tapi juga meningkatkan keterampilan yang sangat dibutuhkan dalam jangka panjang," ungkapnya dalam keterangan resmi, Selasa (27/2/2018).
Presiden Direktur RLU David Sulaiman mengungkapkan pihaknya merasa terhormat untuk mengambil langkah penting melalui TLFF untuk membangun kemitraan yang berdampak bagi pengembangan industri karet yang lebih berkelanjutan.
"Ini menunjukkan komitmen kami terhadap pasar karet yang berkembang dan berkelanjutan untuk negara ini dan dukungankami yang teguh untuk masyarakat lokal,” paparnya.
Sekitar 18.100 ha kebun karet tetap ditanam pada Desember 2017 dan penerbitan obligasi TLFF akan mendukung keberlanjutan pengembangan kebun tersebut. USAIN telah memberikan jaminan kredit parsial atas transaksi tersebut.