Bisnis.com, JAKARTA – Produksi minyak Amerika Serikat (AS) diprediksi akan melampaui produksi Rusia paling lambat pada akhir 2018. Alhasil, AS akan menyalip posisi Rusia sebagai produsen minyak terbesar di dunia.
Badan informasi energi AS, Energy Information Administration (EIA), awal bulan ini menyatakan produksi minyak AS akan melebihi 11 juta barel per hari (bph) pada akhir 2018.
Pencapaian itu akan membawa AS menyusul posisi Rusia sebagai produsen nomor satu untuk minyak mentah, seiring dengan booming minyak shale di negara adidaya tersebut yang terus mempengaruhi pasar global. Rusia diketahui memompa produksinya tepat di bawah angka tersebut.
Dalam sebuah acara di Tokyo, Direktur Eksekutif IEA Fatih Birol mengatakan jika tidak tahun ini, pencapaian AS tersebut diperkirakan akan terjadi tahun depan.
“Pertumbuhan minyak shale AS sangat kuat, lajunya sangat kuat. Amerika Serikat akan menjadi penghasil minyak nomor satu dalam waktu dekat,” katanya kepada Reuters secara terpisah, seperti dikutip CNBC.
Produksi minyak mentah AS naik di atas 10 juta bph akhir tahun lalu, untuk pertama kalinya sejak tahun 1970an, menyalip eksportir minyak utama Arab Saudi.
Baca Juga
“Saya tidak melihat produksi minyak AS akan memuncak sebelum 2020. Kemungkinan tidak akan terjadi penurunan dalam empat sampai lima tahun ke depan,” lanjut Birol
Lonjakan produksi minyak AS yang meningkat di pasar minyak global, datang saat produsen utama lainnya, termasuk Rusia dan anggota-anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang didominasi Timur Tengah, berupaya menahan produksi demi mendorong harga.
Minyak AS juga semakin banyak diekspor, termasuk ke pasar dengan pertumbuhan terbesar dan tercepat dunia di Asia, sehingga menggerogoti pangsa pasar OPEC dan Rusia.
Di sisi lain, impor minyak mentah bersih AS pekan lalu turun sebesar 1,6 juta bph menjadi 4,98 juta bph, level terendah sejak EIA mulai mencatat data pada tahun 2001. Ini mencerminkan pengikisan lebih lanjut yang telah menjadi tumpuan di pasar OPEC selama beberapa dekade.
Meski demikian, Birol mengatakan pertumbuhan produksi tidak hanya kuat di Amerika Serikat.
“Kanada, terutama pasir minyak, dan proyek lepas pantai Brasil. Ini adalah dua penggerak utama (di luar AS),” katanya. Di sisi permintaan, Birol mengatakan IEA memperkirakan pertumbuhan sekitar 1,4 juta bph pada 2018.