Bisnis.com, JAKARTA – Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) dan sekutu-sekutunya termasuk Rusia memperkirakan pada tahun depan tidak akan kembali melakukan pemangkasan produksi seiring dengan asumsi keberhasilan menyeimbangkan pasar pada tahun Anjing Tanah ini.
Menteri Energi Arab Saudi Khalid Al-Falih menuturkan, Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) dan sekutu-sekutunya termasuk Rusia pada tahun depan meredakan pemangkasan produksi minyak mentah yang telah membantu harga pulih dari kondisi terburuk selama satu generasi.
“Dengan pasar yang bergerak menuju keseimbangan dan pembengkakan persediaan yang menyusut, langkah selanjutnya bagi produsen global adalah untuk menghapuskan pengurangan tersebut,” tutur Khalid Al-Falih pada Sabtu (24/2/2018), seperti dilansir dari Bloomberg.
Al Falih menjelaskan, negara-negara yang ikut dalam pembatasan pasokan saat ini sedang mempelajari apakah upaya re—balancing akan diperlukan dan akan mengumumkan langkah selanjutnya setelah dianalisis.
“Pemotongan produksi mungkin akan mereda sekitar tahun 2019, tapi kita tidak tahu kapan dan kita tidak tahu bagaimana,” katanya.
“Apa yang kita tahu adalah bahwa hal itu akan dilakukan dengan cara yang sama sekali tidak mengganggu keseimbangan dan membatalkan kerja keras sejak 2016,” tambah Al Falih.
Sementara itu, negara-negara yang terlibat dalam pemangkasan produksi mempertimbangkan bagaimana memperpanjang kemitraan mereka di beberapa tahun ke depan.
Hal itu membuat batasan output bisa menjadi tantangan karena kesepakatan tersebut telah menunjukkan beberapa tanda ketegangan.
Seperti perusahaan-perusahaan minyak Rusia yang ingin terus melanjutkan proyek-proyek baru, telah mendesak untuk segera mengakhiri pemangkasan produksi, sementara itu anggota OPEC seperti Irak, Iran, dan Libya ingin memperluas kapasitas setelah bertahun-tahun kehilangan pendapatan di tengah sanksi dan konflik.