Bisnis.com, JAKARTA -- Harga kakao ditutup melemah pada perdagangan Kamis (22/2/2018) setelah berhasil mencapai level tertinggi dalam 3 bulan pada perdagangan sebelumnya.
Berdasarkan data Reuters, harga kakao di ICE Futures menguat 25 poin atau 1,2% ke level US$2.173 per ton pada Rabu (21/2/2018), level tertinggi sejak 14 November 2017.
Level ini mendorong harga mendekati wilayah yang secara teknis overbought lantaran kekhawatiran bahwa cuaca tidak normal lebih dingin di perkebunan Pantai Gading bisa mengurangi surplus global.
Namun, keesokan harinya, harga cenderung bergerak melemah pada perdagangan Kamis (22/2/2018) menetap di level US$2.146 per ton.
Indeks naik menjadi sekitar 67% pada indeks kekuatan relatif 14 hari (RSI), secara teknis mendekati tingkat kondisi jenuh beli (overbought).
Adapun di London, harga kakao kontrak teraktif Mei 2018 juga sempat naik ke level 1.543 pound (US$2.151) per ton, tertinggi sejak 30 November. Angka itu naik menjadi sekitar 71% pada RSI, secara teknis menjadi level overbought.
Baca Juga
"Pasar didukung oleh kekhawatiran bahwa cuaca buruk di Pantai Gading dapat mengurangi prospek panen," kata seorang pedagang, seperti dilansir dari Reuters Jumat (23/2/2018).
Peter Mooses, ahli strategi pasar senior untuk RJO Futures di Chicago menuturkan bahwa sentimen cuaca tersebut mendorong potensi masalah pasokan.