Bisnis.com, JAKARTA–Impor batu bara India diprediksi akan meningkat pada tahun ini di tengah permintaan yang kuat dan produksi dalam negeri yang tidak mencukupi.
Benjamin Sporton, Chief Executive World Coal Association (WSA) menuturkan, India diperkirakan akan meningkatkan impor sepanjang tahun ini akibat produksi dalam negeri lebih rendah dari tingkat permintaan.
“Coal India Ltd. yang dikelola oleh pemerintah Negeri Hindustan yang memproduksi lebih dari 80% batu bara India gagal memenuhi target produksi sehingga menciptakan celah yang akan dipenuhi melalui impor,” papar Sporton, seperti dilansir dari Bloomberg, Selasa (20/2/2018).
Sporton menjelaskan bahwa batu bara India tidak sesuai dengan target di samping pertumbuhan yang kuat pada tingkat permintaan. Perusahaan tersebut berencana mencapai produksi tahunan sebesar 1 miliar ton sampai 2022, mundur dua tahun dari rencana sebelumnya.
Penambang yang berbasis di Kolkata tersebut telah melewatkan target pengiriman setiap tahun sejak setidaknya 2010.
Pada saat yang sama, permintaan listrik India yang menggunakan bahan baku batu bara tumbuh 6% pada tahun lalu dalam 10 bulan pertama yang berakhir pada 31 Maret, naik dua kali lipat pada periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Baca Juga
Sporton menambahkan, penundaan pembelian lahan tambang dan pertumbuhan kesadaran lingkungan adalah beberapa tantangan utama yang dimiliki oleh Coal India Ltd. dalam meningkatkan outputnya. Di samping itu, juga diperlukan penerapan teknologi untuk menambang cadangan yang mencukupi.
Menurut data terbaru yang dilaporkan kepada anggota parlemen, impor batu bara India menurun 6,4% menjadi 191 juta ton selama tahun yang berakhir pada 31 Maret, kendati melampaui perkiraan pemerintah sebesar 160,2 juta ton.
“Sementara kita melihat penurunan impor batu bara India di beberapa tahun terakhir, kita mungkin akan melihat kenaikan selama 12 bulan ke depan.”