Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan indeks saham acuan Eropa berhasil menguat pada perdagangan Rabu (14/2/2018), pulih dari penurunan yang dipicu data inflasi AS yang lebih kuat, ditopang update laporan perusahaan dan ekonomi solid yang membuat investor percaya diri.
Indeks Stoxx 600 menguat 1,1% menuju level tertingginya dalam empat hari. Stoxx sempat turun 0,3% menyusul rilis data harga konsumen AS yang naik lebih besar dari yang diperkirakan pada Januari, sehingga meningkatkan ekspektasi kenaikan suku bunga yang lebih cepat.
Ekspektasi serupa telah memicu aksi jual yang meluas pekan lalu. Namun indeks Eropa berhasil berbalik arah dan mencapai level tertingginya dalam empat hari pada Rabu, saat Wall Street menunjukkan sedikit reaksi terhadap data inflasi. Meski demikian, indeks Eropa tetap turun 3,8% sepanjang tahun ini.
Sementara itu, data yang dirilis Jerman sebelumnya menunjukkan bahwa negara berkekuatan ekonomi terbesar di Eropa tersebut terlihat berekspansi tahun ini.
Selain itu, studi Thomson Reuters mengatakan ekspektasi pertumbuhan laporan keuangan kuartal keempat perusahaan-perusahaan Eropa direvisi naik setelah 15 minggu masa downgrade.
Dilansir Reuters, seorang pedagang yang berbasis di Milan mengungkapkan optimisme bahwa pasar ekuitas Eropa bisa mengungguli Wall Street mengingat kebijakan moneter di zona Eropa masih ekspansif.
Namun, investor lain tampaknya berspekulasi pada penurunan yang berat dalam pasar ekuitas setelah bertahun-tahun memperoleh kenaikan yang kuat.
Saham dengan persentase terkuat pada Stoxx adalah Siltronic, yang menguat setelah mendapat catatan positif dari Credit Suisse. Menyusul di belakangnya adalah saham distributor komponen listrik asal Prancis Rexel, yang naik setelah melakukan update perdagangan.
Saham grup kemasan makanan Huhtamaki naik 3,5% setelah merilis laporan keuangan kuartal keempat, dan produsen suplemen makanan Belanda DSM menguat 2,9% setelah memberikan prospek optimistis untuk 2018.
Di sektor perbankan, Credit Suisse memimpin dengan kenaikan 3,7% setelah membukukan kerugian tahunan ketiga berturut-turut yang lebih kecil dari yang diperkirakan.
