Bisnis.com, CILEGON -- PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. bakal mendorong salah satu anak usahanya, PT Krakatau Bandar Samudera (KBS) untuk melantai di Bursa Efek Indonesia pada tahun ini. Bagaimana kinerja pengelola Pelabuhan Cigading ini?
KBS didirikan oleh Krakatau Steel di Cilegon pada 1996. Hingga akhir September 2017, total asetnya tercatat sebesar US$165,64 juta.
Pada awal Maret 2017, KBS telah menyelesaikan pembangunan Dermaga 7.3 dengan kapasitas 1,3 juta ton/tahun. Dermaga 7.3 melayani kebutuhan bongkar muat PT Semen Indonesia dengan ukuran kapal maksimal yang bersandar 40.000 deadweight tonnage (DWT).
Direktur Operasi KBS Agung Wibowo mengungkapkan perseroan pada 2017 membukukan penjualan Rp919,15 miliar. Berdasarkan laporan keuangan yang belum diaudit, laba bersih yang dikantongi pada tahun lalu senilai Rp191,06 miliar.
Agung mengungkapkan total volume bongkar muat di Pelabuhan Cigading, Cilegon, pada 2017 mencapai 17,66 juta ton. Dengan demikian, tahun ini ditargetkan pertumbuhan menembus 20 juta ton hingga 22 juta ton.
Dalam jangka panjang, imbuhnya, diharapkan volume bongkar muat di pelabuhan milik KBS menembus 40 juta ton. Perusahaan memasang target keuntungan Rp300 miliar pada 2020.
“Visi kami bisa dicapai dengan ekstensifikasi dan mustahil dilakukan tanpa penambahan dermaga,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia KBS Dwi Soehardjo memprediksi perseroan bakal melepas 20%-30% saham lewat aksi korporasi tersebut. Akan tetapi, pihaknya belum membeberkan target serapan dana yang ingin dihimpun.
Dwi mengatakan salah satu pengembangan dermaga yang ditargetkan melalui dana tersebut yakni Pelabuhan Cigading, Cilegon. Fasilitas tersebut disiapkan untuk menangani segala jenis pengangkutan mulai dari curah kering, curah cair, hingga kontainer.