Bisnis.com, JAKARTA – Permintaan kakao global meningkat menjelang momen Valentine’s Day, sementara harga kembali bertengger di atas US$2.000 per ton.
Pada penutupan perdagangan Jumat (9/2/2018) tercatat harga menetap di level US$2.060 per ton, mendekati level tertinggi dalam 2 bulan.
Harga kakao berjangka di New York naik hampir 9% secara year to date (ytd), menjadikannya sebagai salah satu komoditas berkinerja terbaik di tahun ini dengan tanda—tanda persediaan yang semakin ketat.
“Pasar memiliki fundamental yang baik. Harga akan tampil cukup baik,” kata Phil Streible, ahli strategi komoditas senior di RJO Futures di Chicago.
Jacques Torres, mantan pastry chef yang sekarang mengelola 8 toko cokelat dan es krim di New York City menuturkan bahwa permintaan cokelat semakin tinggi menjelang hari Valentine di AS.
“Hari valentine yang dirayakan pada 14 Februari merupakan kesibukan terbesar untuk pembelian cokelat di AS,” kata Torres.
Menurut survei National Retail Federation and Prosper Insight & Analytics, sekitar 55% orang Amerika merayakan rencana liburan untuk membeli permen. Angka ini naik dari tahun lalu sebesar 50%.
Kendati demikian, menurut peneliti Euromonitor International, bahkan di luar libur Valentine sekalipun, konsumsi cokelat juga terus meningkat.
Dalam 5 tahun yang berakhir pada 2022, penjualan eceran cokelat dari AS diperkirakan akan naik 2,2% menjadi 1,4 juta ton. AS merupakan negara pengimpor cokelat terbesar kedua di dunia.
“Beberapa tahun terakhir, konsumen telah membeli lebih banyak cokelat hitam yang lebih banyak menggunakan bahan mentah,” paparnya.
Sebelumnya, berdasarkan perkiraan median dari survei Bloomberg terhadap 9 analis dan pedagang, pengolahan cokelat (grindings) mengalami peningkatan 8% secara year on year (yoy) di kuartal IV/2017.