Bisnis.com, JAKARTA – Produsen batu bara papan atas China berencana untuk meningkatkan pasokan batu bara berkualitas tinggi dengan membiarkan tambang meningkatkan kapasitasnya.
Hal tersebut disampaikan oleh National Development and Reform Commission (NDRC) dalam sebuah pernyataan pada Jumat (9/2/2018). Kebijakan itu merupakan upaya terbaru oleh pihak berwenang untuk memperlancar industri lebih lanjut dan menstabilkan harga batu bara.
“Perusahaan—perusahaan batu bara akan didorong untuk menutup tambang yang tidak efisien dan menggantinya dengan yang lebih besar jika memenuhi standar tertentu,” papar NDRC, seperti dilansir Reuters.
Perusahaan yang setuju untuk menandatangani kontrak jangka panjang dengan pembangkit listrik atau untuk mendirikan perusahaan patungan dengan perusahaan pembangkit listrik akan diizinkan untuk memperluas kapasitas sebesar 130%—300 %.Izin itu berlaku untuk meningkatkan kapasitas kurang dari satu tahun untuk menutup produksi usang.
Insentif tersebut adalah yang terbaru dari beberapa tindakan yang diambil oleh China untuk mendorong hubungan yang lebih erat antara tambang batu bara, bisnis yang terkait dengan batubara dan perusahaan utilitas listrik guna menstabilkan harga batu bara.
Pada akhir Januari, empat perusahaan utilitas utama Negeri Panda memperingatkan adanya pasokan batu bara yang ketat setelah harga batubara termal di Zhengzhou Commodity Exchange mencapai rekor 679,8 yuan ($ 107,53) per ton. Harga batu bara di pelabuhan telah berada di atas 750 yuan per ton dalam beberapa pekan terakhir.
Baca Juga
“Di antara insentif lainnya, perusahaan yang memiliki ranjau di cagar alam atau daerah dengan risiko bencana alam yang tinggi akan diizinkan untuk melipatgandakan kapasitas jika mereka menemukan kembali lokasi,” tambah NDRC.
Pemerintah Xi Jinping bertujuan untuk menghilangkan semua tambang batu bara dengan kapasitas kurang dari 90.000 ton pada tahun ini. Pakar industri mengatakan lebih dari 1.000 tambang dengan kapasitas gabungan sekitar 150 juta ton kapasitas batubara diperkirakan akan ditutup pada 2018.