Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara kembali tertekan di zona merah dan anjlok lebih dari tiga persen pada akhir perdagangan Kamis (8/2/2018), setelah mampu membukukan rebound pada sesi perdagangan sebelumnya.
Pada perdagangan Kamis, harga batu bara untuk kontrak April 2018, kontrak teraktif di bursa komoditas Rotterdam, berakhir anjlok 3,23% atau 2,70 poin di US$81/metrik ton.
Pada perdagangan Rabu (7/2), harga batu bara kontrak April 2018 ditutup menguat 0,48% atau 0,40 poin di level 83,70, mematahkan pelemahan dua hari berturut-turut sebelumnya.
Sejalan dengan batu hitam, harga minyak mentah merosot ke level terendah dalam lima pekan terakhir pada perdagangan Kamis (8/2), seiring melonjaknya pasokan minyak mentah AS ditambah dengan indikator teknis yang menandakan potensi penurunan harga lebih lanjut.
Harga minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Maret ditutup melemah 1,04% atau 0,64 poin di level US$61,15 per barel di New York Mercantile Exchange. Total volume yang diperdagangkan sekitar 52% di atas rata-rata 100 hari.
Adapun minyak Brent untuk pengiriman April ditutup melemah 0,70 poin atau 1,07% di level US$64,81 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London, level terendah sejak Desember.
Dilansir Bloomberg, sejumlah indikator teknis seperti rata-rata pergerakan 50 hari dan indikator pasar lainnya menunjukkan penurunan tersebut mungkin belum akan berakhir. Formasi grafik negatif tersebut menyusul laporan minggu ini bahwa produksi minyak AS melonjak lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.
"Narasi pasar jelas tidak bagus seiring dengan kenaikan yang kita lihat di produksi minyak AS," kata Bill O'Grady, kepala analis pasar di Confluence Investment Management, seperti dikutip dari Bloomberg.
"Tidak ada keraguan bahwa produksi sudah pulih dan itu merupakan hal negatif," lanjutnya.
Sebelumnya, data Energy Information Administration yang dirilis Rabu (7/2/2018) menunjukkan produksi minyak mentah AS melonjak ke level tertinggi sepanjang masa 10,25 juta barel per hari pekan lalu.
Data tersebut menyusul sebuah perkiraan pemerintah bahwa output harian AS menembus 11 juta di bulan November, setahun lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya. Angka output AS saat ini lebih tinggi dari Arab Saudi yang memproduksi 10 juta barel perhari bulan lalu.
Pergerakan harga batu bara kontrak April 2018 di bursa Rotterdam
Tanggal | US$/MT |
8 Februari | 81,00 (-3,23%) |
7 Februari | 83,70 (+0,48%) |
6 Februari | 83,30 (-2,34%) |
5 Februari | 85,30 (-1,27%) |
2 Februari | 86,40 (+0,29%) |
Sumber: Bloomberg