Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun lebih dari satu persen pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Jumat (9/2/2018).
IHSG melemah 1,10% atau 72,13 poin ke level 6.472,51 di akhir sesi I, setelah dibuka turun 0,82% atau 53,35 poin di posisi 6.491,29. Adapun pada perdagangan Kamis (8/2), IHSG berakhir naik 0,15% atau 9,76 poin di posisi 6.544,63.
Sepanjang perdagangan hari ini bergerak di zona merah pada kisaran 6.466,72 - 6.501,56.
Sebanyak 77 saham menguat, 262 saham melemah, dan 232 saham stagnan dari 571 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Seluruh sembilan indeks sektoral IHSG bergerak negatif dengan tekanan utama sektor industri dasar (-2,21%), tambang (-2,15%), dan properti (-1,46%).
Sementara itu, indeks saham lainnya di Asia Tenggara juga terlihat melemah siang ini, dengan indeks FTSE Straits Time Singapura (-1,52%), indeks PSEi Filipina (-1,93%), indeks SE Thailand (-0,76%), dan indeks FTSE Malay KLCI (-0,86%).
Tim riset Samuel Sekuritas Indonesia menjelaskan, IHSG diperkirakan akan tertekan pada perdagangan hari ini, menyusul pelemahan bursa global dan menurunnya harga minyak.
Pada perdagangan Kamis (8/2), bursa saham Amerika Serikat kembali mengalami penurunan besar di tengah kekhawatiran kenaikan imbal hasil obligasi. Pelemahan pasar besar-besaran ini dilatarbelakangi oleh kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah bertenor 10 tahun.
Pada saat yang sama, harga minyak AS terus tertekan di hari keenam berturut-turut, setelah Iran mengumumkan akan menaikkan produksi dan produksi US mencetak level tertinggi sepanjang sejarah yang berujung pada kekhawatiran kenaikan tajam di suplai minyak dunia.
Harga minyak WTI kontrak Maret 2018 hari ini melemah 1,06% atau 0,65 poin ke US$60,50 per barel pada pukul 12.08 WIB.
Namun dari sisi fundamental, ekonomi Indonesia diperkirakan tumbuh lebih baik dari periode sebelumnya dimana perbankan optimistis kredit macet atau non-performing loan (NPL) akan tercatat lebih baik di tahun ini.
“Optimisme ini juga diperkuat oleh penaikkan rating utang Indonesia oleh Japan Credit Rating Agency yang menjadi BBB dengan outlook stabil,” lanjutnya dalam riset hari ini.