Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Batu Bara Melorot Bersama Minyak

Harga batu bara turun lebih dari satu persen pada akhir perdagangan Senin (5/2/2018), bersama minyak mentah.

Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara turun lebih dari satu persen pada akhir perdagangan Senin (5/2/2018), bersama minyak mentah.

Pada perdagangan Senin, harga batu bara untuk kontrak April 2018, kontrak teraktif di bursa komoditas Rotterdam, ditutup melorot 1,27% atau 1,10 poin di US$85,30/metrik ton.

Adapun pada perdagangan Jumat (2/2), harga batu bara kontrak April 2018 berakhir menguat 0,29% atau 0,25 poin di level 86,40.

Sejalan dengan batu hitam, penurunan harga minyak mentah berlanjut pada perdagangan Senin, setelah pelemahan bursa saham dan pasar obligasi merongrong prospek permintaan di tengah meningkatnya produksi minyak mentah AS.

Harga minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Maret ditutup melemah 1,99% atau 1,30 poin di level US$64,15 per barel di New York Mercantile Exchange. Total volume yang diperdagangkan mencapai sekitar 69% di atas rata-rata 100 hari perdagangan terakhir.

Pada saat yang sama, minyak Brent untuk kontrak April berakhir melemah 0,96 poin atau 1,40% di level US$67,62 pada bursa ICE Futures Europe yang berbasis di London. Minyak mentah patokan global ini diperdagangkan lebih mahal US$3,79 dibanding WTI kontrak April.

Dilansir Bloomberg, pasar saham global melemah dan kepercayaan investor turun di pasar negara berkembang. Sektor energi pada indeksk S&P 500 turun 4,4% pada hari Senin, dipimpin oleh saham Chesapeake Energy Corp. dan Hess Corp yang melemah masing-masing 7,2% dan 6,9%.

Sementara itu, jumlah rig pengeboran minyak shale di AS melonjak hingga level tertinggi dalam lebih dari lima bulan terakhir pekan lalu, menandakan produksi minyak yang semakin besar.

"Ini imbas dari pasar keuangan dan pasar ekuitas. Orang-orang khawatir bahwa permintaan tersebut mungkin tidak sekuat pada kuartal berikutnya seperti yang diantisipasi," kata Michael Lynch, presiden Strategic Energy & Economic Research, seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (6/2/2018).

WTI mencapai level US$66 per barel tahun ini untuk pertama kalinya sejak 2014, melanjutkan penguatan yang didorong oleh keputusan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk memperpanjang kesepakatan pemangkasan output.

Walaupun awal yang kuat dari minyak mentah tahun ini juga dibantu oleh berkurangnya persediaan AS dan melemahnya dolar, analis telah mengkhawatirkan lonjakan potensial output minyak shale AS dapat menekan harga.

"Ada lebih banyak pasokan yang masuk ke pasar ini, dan kita memasuki masa pemeliharaan kilang minyak," ungkap John Kilduff, mitra di Again Capital LLC.

Data Baker Hughes yang dirilis Jumat pekan lalu menunjukkan pengebor di AS menambahkan enam rig pengeboran sehingga jumlah rig aktif mencapai 765, tertinggi sejak 11 Agustus.

Pergerakan harga batu bara kontrak April 2018 di bursa Rotterdam

Tanggal                                    

US$/MT

5 Februari

85,30

(-1,27%)

2 Februari

86,40

(+0,29%)

1 Februari

86,15

(-2,05%)

31 Januari

87,95

(-1,90%)

30 Januari

89,65

(-0,55%)

 

 

 

Sumber: Bloomberg

 

 

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro