Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot lebih dari dua persen pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Selasa (6/2/2018), di tengah meluasnya aksi jual global.
IHSG merosot 2,47% atau 162,86 poin ke level 6.426,82 di akhir sesi I, setelah dibuka dengan pelemahan 1,28% atau 84,48 poin di posisi 6.505,19. Adapun pada perdagangan Senin (5/2), IHSG berakhir melemah 0,59% atau 39,14 poin di posisi 6.589,67.
Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di kisaran 6.426,82 - 6.519,29.
Sebanyak 28 saham menguat, 364 saham melemah, dan 179 saham stagnan dari 571 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Seluruh sembilan indeks sektoral IHSG bergerak negatif dengan tekanan utama sektor industri dasar (-5,09%), tambang (-4,41%), dan pertanian (-3,68%).
Bersama IHSG, pergerakan indeks saham lainnya di Asia Tenggara juga terlihat merosot siang ini, dengan indeks FTSE Straits Time Singapura (-3,58%), indeks PSEi Filipina (-1,93%), indeks SE Thailand (-2,64%), dan indeks FTSE Malay KLCI (-2,70%).
Di kawasan Asia lainnya, indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang masing-masing anjlok 6,27% dan 6,86% pada pukul 11.50 WIB. Indeks Kospi Korea Selatan melemah 2,19% dan indeks Hang Seng Hong Kong anjlok 4,63%.
Dilansir Bloomberg, Topix bergerak menuju penurunan terbesarnya sejak Juni 2016 akibat tertekan penguatan yen. Sementara itu, indikator pada indeks S&P 500 lanjut turun 2,4%, setelah indeks acuan AS tersebut berakhir anjlok 4,1% pada perdagangan Senin (5/2).
Indeks MSCI Asia Pacific pun anjlok 4,3%, penurunan terbesar dalam lebih dari dua tahun. Meskipun pasar saham mengalami pelemahan terburuk, beberapa investor terbesar tetap optimistis.
“Saya justru berpikir ada peluang aksi beli, mungkin bukan hari ini tapi pekan ini setelah aksi jual terlihat hebat,” ujar Sean Fenton, portfolio manager di Tribeca Investment Partners, Sydney, seperti dikutip Bloomberg.