Bisnis.com, JAKARTA—Untuk meningkatkan likuiditas saham, emiten pertambangan, PT SMR Utama Tbk. (SMRU) berencana melakukan stock split dan rights issue.
Sekretaris Perusahaan SMRU Ricky Kosasih mengatakan, rencana stock split akan dilakukan pada Februari 2018, dengan memperhatikan dipenuhinya izin prinsip dari Bursa Efek Indonesia. Adapun rasio pemecahan saham (stock split) SMRU adalah 1:4.
“Dasar penentuan rasio stock split 1:4. Rencana tindakan korporasi lainnya setelah stock split,” tulisnya dalam keterbukaan informasi, Jumat (2/2/2018).
Ricky mengatakan SMRU juga berencana melakukan rights issue setelah bersamaan dengan proses stock split. Upaya yang dilakukan SMRU ini dilakukan untuk menjaga agar setelah pelaksanaan stock split saham perseroan tidak kembali mengalami penurunan yang berpotensi menjadi penny stock.
SMRU melakukan aksi korporasi ini, untuk menjaga saham perseroan tidak mengalami penurunan adalah dengan senantiasa meningkatkan kinerja usaha perseroan. Dalam penutupan perdagangan Jumat (2/2/2018), saham SMRU ditutup tertekan 5 poin atau 0,99% menuju level Rp500 per saham.
Pada akhir tahun lalu, PT Trada Alam Minera Tbk. (TRAM) melakukan pembelian saham SMRU dari PT Lautan Rizky Abadi sebanyak 6,26 miliar lembar saham dengan harga pembelian sebesar Rp500 per saham atau mewakili 50,1% modal disetor dan ditempatkan penuh SMRU.