Bisnis.com, JAKARTA – Harga paladium yang terus melonjak akan berpotensi mengalami koreksi, seiring dengan meningkatnya permintaan dan kurangnya pasokan.
Tercatat, harga paladium mencapai rekor US$1.139,68 per troy ounce pada Senin (15/1/2018), memperpanjang kenaikan 3,6% pada sesi sebelumnya. Ini adalah level tertinggi sepanjang masa sejak 2001.
Pada Selasa (16/1/2018), harga terlihat sudah mulai terkoreksi, yakni turun menuju level US$1.096,12 per troy ounce, terendah dalam sepekan, kendati hari ini (17/1) pukul 10.55 WIB kembali berhasil menembus US$1.100 per troy ounce.
“Reli terlihat sedikit berlebihan,” ungkap Nikor Kavalis, Direktur Perusahaan Riset Metals Focus Inc, seperti dilansir dari Bloomberg.
Kavalis menuturkan, produsen dunia belum menghasilkan paladium sebanyak yang digunakan pada 2012 lalu, dengan kekurangan tahun lalu yang meningkat 1,6 juta ounce.
“Paladium merupakan alternatif dari platina dan nikel yang berarti kekurangan akan sulit ditangani,” lanjutnya.
Kavalis menambahkan, untuk sementara, pembuat mobil bisa beralih dari paladium ke logam lain yaitu platinum untuk mendorong biaya menjadi relatif lebih murah.
“Saya tidak berpikir produsen mobil akan mengganti paladium dengan platinum kecuali mereka merasa nyaman bahwa harga paladium akan tetap premium,” kata Bernard Dahdah, Analis Komoditas Natixis SA di London.
Menurut Dahdah, harga paladium bisa saja kembali ke US$1.040 per troy ounce lantaran permintaan spekulatif yang mereda. Sementara itu, dalam jangka panjang, permintaan bisa juga mereda lantaran kendaraan listrik mendapatkan pangsa pasar.