Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perdagangan Logam Berjangka, Posisi Harga Paladium Solid

Paladium masih berada di level tertinggi dalam 16 tahun hingga pekan pertama di awal 2018, seiring dengan permintaan yang kuat pada sektor otomotif dan kekhawatiran pasar akan semakin berkurangnya persediaan.
Ilustrasi./Reuters
Ilustrasi./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Paladium masih berada di level tertinggi dalam 16 tahun hingga pekan pertama di awal 2018, seiring dengan permintaan yang kuat pada sektor otomotif dan kekhawatiran pasar akan semakin berkurangnya persediaan.

Paladium telah tumbuh hingga 56% sepanjang tahun 2017 dan menjadikan logam mulia ini termasuk dalam komoditas dengan kinerja terbaik.

Tercatat, dalam penutupan perdagangan Jumat (5/1), harga paladium berakhir menetap di level US$1.092,81 per troy ounce di New York Merchantile Exchange. Perdagangan sebelumnya, harga melonjak menembus level US$1.100,13 per troy ounce, mendekati level terbaiknya sebesar US$1.125 per troy ounce yang dicapai pada 2001 lalu.

Pada Oktober 2017, harga paladium telah berhasil menembus level US$1.000, harga tertinggi sejak Februari 2001, bahkan mampu melampaui platinum untuk pertama kalinya sepanjang 16 tahun berjalan.

Georgette Boele, ahli strategi mata uang di ABN Amro Bank NV mengatakan penguatan harga paladium yang fantastis itu disebabkan karena investor khawatir dengan kemungkinan adanya kekurangan persediaan akibat permintaan dari industri mobil yang terus tumbuh, terutama di China.

China, beserta Amerika Serikat merupakan negara yang paling kuat dalam penjualan mobil, sehingga menyokong permintaan yang tinggi pada logam ini. Sementara Eropa tengah beralih dari mobil diesel ke mobil bensin yang juga mendorong permintaan yang tinggi pada paladium.

“Harga terus reli, dibangun dari kenaikan pada tahun lalu dimana investor mengantisipasi bahwa 2018 akan menjadi tahun yang lebih hebat lagi bagi paladium,” kata Boele, seperti dilansir dari Bloomberg, Minggu (7/1/2018).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Eva Rianti
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper