Bisnis.com, JAKARTA – Indeks S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average berhasil membukukan rekor terbaru pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), didorong saham perbankan, saat investor mencermati potensi pemangkasan pajak korporasi di Amerika Serikat (AS) serta berlanjutnya pertumbuhan ekonomi pasca data inflasi yang kuat.
Indeks Dow Jones Industrial Average berakhir menguat 0,49% atau 118,77 poin di level 24.504,8 dan indeks S&P 500 menguat 0,15% atau 4,12 poin di 2.664,11, level penutupan tertinggi baru sepanjang masa.
Di sisi lain, indeks Nasdaq Composite ditutup turun 0,19% atau 12,76 poin di level 6.862,32.
Harga produsen AS dilaporkan meningkat pada bulan November karena lonjakan harga bensin dan peningkatan biaya barang lainnya, sehingga membawa kenaikan tahunan terbesar dalam hampir enam tahun.
Data tersebut, muncul sehari menjelang potensi penaikan suku bunga acuan oleh The Federal Reserve dapat meredakan kekhawatiran di antara beberapa pembuat kebijakan The Fed mengenai inflasi yang terus-menerus rendah.
Investor juga berharap Partai Republik AS akan mampu menuntaskan proses perundang-undangan pajak yang diharapkan untuk memangkas tarif pajak perusahaan.
“[Penguatan] ini sebagian besar [ditopang] optimisme pajak yang mendekati tahap akhir serta data ekonomi global yang lebih kuat,” kata RJ Grant, kepala perdagangan di Keefe, Bruyette & Woods, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (13/12/2017).
Sektor finansial menjadi pendorong terbesar dengan penguatan 1%, diikuti sektor kesehatan yang naik 0,4%. Adapun indeks telekomunikasi mengalami kenaikan persentase terbesar dengan 2,8%.
“Saat investor menjadi lebih yakin (bahwa) pemulihan ekonomi tampaknya akan berkekspansi, mereka mulai masuk ke sektor-sektor bernilai seperti industri, finansial, dan energi yang memerlukan pertumbuhan pendapatan untuk berekspansi,” kata Jack Ablin, kepala investasi di BMO Private Bank.
Saham Goldman Sachs menjadi pendorong terbesar bagi Dow Jones dengan penguatan 3%. Di sisi lain, penurunan pada saham teknologi kelas berat termasuk Apple dan Facebook menekan Nasdaq.
The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuan untuk ketiga kalinya tahun ini pada pertemuan kebijakan yang berakhir Rabu (13/12) waktu setempat.
Investor kemudian akan mencermati proyeksi bank sentral tersebut mengenai kenaikan suku bunga di masa depan dan pandangannya terhadap kesehatan ekonomi.
“Pasar mengantisipasi kenaikan suku bunga sebanyak 1-2 kali dan The Fed memperkirakan 3-4 kali (tahun 2018). Akan ada beberapa rekonsiliasi dari pendapat tersebut, dan sejauh ini dalam beberapa tahun terakhir, pasar telah menjadi lebih tepat daripada The Fed,” kata Paul Nolte, manajer portofolio di Kingsview Asset Management.