Bisnis.com, JAKARTA - Sepanjang periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2017, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. (PGN) membukukan pendapatan sebesar US$2,16 miliar, atau flat dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$2,15 miliar.
Adapun, laba operasi interim konsolidasian tercatat senilai US$267,7 juta. Sementara itu, laba bersih sebesar US$97,9 juta atau Rp1,30 triliun (kurs rata-rata Rp13.329). Kemudian, EBITDA sebesar US$632 juta, turun sebesar US$10 juta dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$642 juta.
"Kami melakukan berbagai upaya efisiensi sehingga mampu mencetak laba di tengah kondisi perekonomian yang sedang mengalami perlambatan," kata Sekretaris Perusahaan PGN, Rachmat Hutama, di Jakarta, Senin (30/10/2017).
Selama periode Januari-September 2017, PGN menyalurkan gas bumi sebesar 1.502 juta kaki kubik per hari (MMscfd). Adapun perinciannya, sepanjang kuartal III/2017 volume gas distribusi sebesar 767 MMscfd, dan volume transmisi gas bumi sebesar 736 MMscfd.
Rachmat mengatakan, sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan perekonomian nasional, PGN optimistis kinerja perusahaan juga akan semakin baik. Meskipun kondisi perekonomian mengalami perlambatan, PGN tetap mengembangkan infrastruktur gas bumi untuk memperluas pemanfaatan gas bumi bagi masyarakat.
PGN akan semakin agresif membangun infrastruktur gas buminasional untuk meningkatkan pemanfaatan produksi gas nasional. Pada kuartal III/2017, infrastruktur pipa gas PGN bertambah sepanjang lebih dari 175 km dan saat ini mencapai lebih dari 7450 km atau setara dengan 80% pipa gas bumi hilir nasional.
Dari infrastruktur tersebut PGN menyalurkan gas bumi ke 1.739 pelanggan industri manufaktur dan pembangkit listrik, 1.984 pelanggan komersial (hotel, restoran, rumah sakit) dan Usaha Kecil Menengah (UKM), serta 177.710 pelanggan rumah tangga yang dibangun dengan investasi PGN. Pelanggan Gas Bumi PGN tersebar di berbagai wilayah mulai dari Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, JawaTimur, Kalimantan Utara dan Sorong Papua.
PGN juga mengelola dan menyalurkan gas bumi untuktransportasi ke 10 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) dan 4 Mobile Refueling Unit (MRU). PGN juga mengoperasikan 2 Floating Storage Regasification Unit (FSRU) yakni di Jawa Barat dan Lampung.
Tahun ini, PGN juga banyak melakukan terobosan seperti program 360 degree solution. Dalam program ini, PGN dapat menghadirkan gas bumi dari hulu hingga hilir sesuai kebutuhan masyarakat di berbagai segmen pengguna gas.
PGN memiliki Saka Energy yang menyediakan gas bumi di sektor hulu, PGN mengembangkan produk gas bumi yakniLiquefied Natural Gas (LNG) yang dilakukan oleh PT PGN LNG Indonesia, penyaluran CNG melaui anak usaha PT Gagas Energi Indonesia, sampai melalui anak usaha PGN lainnya, PGN dapat menyediakan pasokan gas bumi, listrik, pasokan bahanbakar gas untuk transportasi hingga jasa Engineering, Procurement and Construction (EPC) hingga InformasiTeknologi Komunikasi bagi para pengguna gas atau pelangganPGN.
"Investasi infruktur pipa gas bumi yang dibangun PGN hampir seluruhnya tidak mengandalkan APBN, sehingga tidak membebani negara. Dan, PGN terus berkomitmen memperluas pemanfaatan gas bumi dengan membangun infrastruktur gas bumi di berbagai daerah," ungkap Rachmat.
Sejumlah proyek infrastruktur sedang digarap PGN, mulai dari proyek pipa gas transmisi Duri-Dumai sepanjang 67 km termasuk pipa distribusi gas di Dumai sepanjang 56 km. Selainitu, PGN juga sedang mengembangkan infrastruktur pipa transmisi gas bumi West Natuna Transmission System (WNTS) ke Pulau Pemping, Provinsi Kepulauan Riau. PGN juga mengembangkan pipa gas bumi di Muara Karang-Muara Bekasi sepanjang 42 km. PGN juga masih dalam proses membangun jaringan pipa distribusi gas bumi di Pasuruan, Mojokerto.
"PGN terus berkomitmen membangun dan memperluas infrastruktur gas nasional, walau di tengah kondisi ekonomi yang belum membaik dan turunnya harga minyak mentah dunia," tutup Rachmat.