Bisnis.com, JAKARTA — Emiten produsen bir dan minuman ringan PT Multi Bintang Indonesia Tbk. masih akan berupaya menggenjot pasar ekspor untuk produk bir perseroan, seiring minat pasar intenasional yang cukup baik atas produk perseroan.
Michael Bliss, Corporate Communication Multi Bintang, mengatakan bahwa wisatawan mancanegara yang mengunjungi Indonesia umumnya meminati produk bir khas Indonesia. Dalam hal ini, perseroan memiliki merek yang dikembangkan dengan resep sendiri yakni Bir Bintang.
Penjualan tertinggi bir emiten dengan ticker MLBI ini sejauh ini adalah di Bali, yang mana karena didukung oleh banyaknya turis mancanegara. Hal tersebut mencerminkan penerimaan yang cukup baik dari pasar internasional atas produk bir perseroan.
Alasan tersebut mendorong perseroan untuk gencar menyasar pasar mancanegara beberapa tahun terakhir. Pasar yang sudah cukup dalam dimasuki yakni Australia dan United Kingdom. Ini sekaligus menjadi strategi menyiasati lemahnya penjualan di Indonesia akibat larangan penjualan minumal beralkohol di minimarket.
“Ketika kembali ke negeri asalnya, para turis ini masih mencari bir dari Indonesia. Ketika produk kita ada di sana, mereka sudah mengenalnya ketika di Indonesia. Jadi, dicari juga di sana,” katanya dalam kesempatan kunjungan ke kantor Bisnis Indonesia, Kamis (19/10/2017).
Agnes Agastia, Corporate Communication Manager MLBI, mengatakan bahwa selain terus memperluas pasar di kedua negara tersebut, perseroan masih terus berupaya menjajaki pasar negara baru. Perseroan punya rencana sejumlah negara lain, tetapi dirinya masih enggan mengungkapkan negara-negara mana saja yang dituju.
Selain mengeskpor dari Indonesia ke negara lain, merek Bir Bintang milik perseroan sudah mulai diproduksi pula di negara lain. Saat ini, merek Bir Bintang sudah diproduksi di Timor Leste dengan pekerja yang berasal dari Indonesia serta standar produksi dari MLBI.
Namun, pabrik tersebut merupakan milik pihak berelasi dengan perseroan sehingga tidak terkonsolidasi ke dalam laporan keuangan perseroan secara penuh.
Meski begitu, kinerja ekspor perseroan pada semester pertama tahun ini cenderung melemah bila dibandingkan dengan tahun lalu. Secara total, penjualan perseroan turun 2% menjadi Rp1,51 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp1,54 triliun.
Khusus ekspor, perseroan mencatatkan penjualan bersih ekspor pada pihak ketiga mencapai Rp7,7 miliar, turun 74% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp29,5 miliar. Sementara itu, penjualan eskpor ke pihak berelasi juga turun 4% dari Rp4,18 miliar menjadi Rp4 miliar. Secara total, kontribusi ekspor terhadap total penjualan perseroan baru 0,78%.
Beberapa pihak berelasi perseroan yakni Drinkworks Limited.-Autralia, Heineken Nederland Supply-Belanda, Heineken Asia Pacific Ltd.-Singapura, dan Heineken Timor S.A-Timor Leste.
Pada 2015 lalu, presiden direktur MLBI Michael Chin sudah mengutarakan rencana ekspansi ekspor itu, mengingat sebelumnya MLBI lebih banyak fokus di pasar dalam negeri. Saat itu, Michael mengaku negara yang disasar perseroan yakni Australia, Jepang dan Korea Selatan.
Sejak itu, perseroan berupaya untuk mencari partner strategis untuk diajak bekerjasama memasarkan bir perseroan di negara-negara itu dengan agresif. Hal tersebut merupakan respon perseroan atas keputusan pemerintah melarang penjualan minumal beralkohol di minimarket.
Australia dianggap sebagai negara tujuan wisata dan bisnis terbesar bagi masyarakat Indonesia, sementara Jepang dan Korsel menjadi investor paling aktif di Indonesia yang diharapkan sudah mengenal baik keberadaan produk perseroan.
Sepanjang 2015, kontribusi ekspor terhadap total penjualan, baik pada pihak ketiga maupun pihak berelasi perseroan, mencapai 3,85% dengan nilai Rp103,7 miliar, sementara pada 2016 turun menjadi 3% dengan nilai Rp98,3 miliar.