Bisnis.com, JAKARTA -- Minyak mentah WTI mengalami tekanan jual pekan ini. Pasalnya, investor mulai mempertanyakan keberlanjutan reli minyak yang berlangsung sepanjang kuartal III/2017.
Pada perdagangan Kamis (5/10), minyak mentah WTI meninggalkan level US$50 per barel. Hingga pukul 13:24 WIB, harga minyak mentah WTI turun 0,10 poin atau 0,20% menuju US$49,88. Sedangkan minyak Brent turun 0,06 atau 0,11% menuju US$55,74 per barel.
Lukman Otunuga, Research Analyst FXTM, menuturkan pelaku pasar yang mencari peluang untuk menekan harga minyak mentah mendapat celah pada perdagangan Selasa (3/10). Peluang tersebut berasal dari data proyeksi persediaan AS minyak mentah AS yang bervariasi.
Persediaan minyak mentah AS diestimasi turun 4,08 juta barel pada pekan lalu. Sementara itu, API melaporkan pada Selasa (3/10) pasokan BBM Paman Sam meningkat 4,91 juta barel.
"Investor akan terus memantau isyarat apakah OPEC akan memperpanjang pemangkasan produksi setelah tenggat akhir Maret 2018. Perpanjangan kesepakatan ini dapat mendukung harga minyak, namun juga mendorong produsen minyak serpih AS untuk meningkatkan produksi," tulisnya dalam riset, Kamis (5/10).
Pada kuartal terakhir tahun ini, pasar minyak dapat menghadapi risiko penurunan apabila kenaikan produksi Amerika Serikat mengganjal upaya OPEC untuk menyeimbangkan pasar minyak yang telah jenuh.
Dari sudut pandang teknikal, imbuh Otunuga, minyak mentah WTI mengalami tekanan jual pada grafik harian. Penurunan berulang kali di bawah US$50 per barel dapat menyebabkan depresiasi lebih lanjut menuju US$49,50 per barel kemudian US$48,50 per barel.