Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prospek Perang AS-Korut Reda, Bursa Asia Perpanjang Penguatan di Awal Dagang

Sejumlah indeks saham di Asia memperpanjang penguatannya pada awal perdagangan hari ini, Selasa (15/8/2017), seiring dengan meredanya prospek perang antara Amerika Serikat (AS) dan Korea Utara sehingga mengangkat daya tarik aset berisiko.
BUrsa Asia/Reuters
BUrsa Asia/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah indeks saham di Asia memperpanjang penguatannya pada awal perdagangan hari ini, Selasa (15/8/2017), seiring dengan meredanya prospek perang antara Amerika Serikat (AS) dan Korea Utara sehingga mengangkat daya tarik aset berisiko.

Indeks Topix Jepang naik 0,7% pada pukul 9.03 pagi waktu Tokyo (pukul 07.03 WIB), sedangkan indeks S&P/ASX 200 Australia menguat 0,8%.

Sementara itu, indeks S&P 500 naik 0,2%, setelah berakhir menguat 1% pada perdagangan Senin. Adapun indeks MSCI All-Country World kemarin ditutup dengan kenaikan 0,8%.

Indeks saham di Australia dan Jepang naik setelah indeks S&P 500 menguat sekitar 1%. Tingkat volatilitas terus menyusut dengan indeks CBOE Volatility yang dikenal sebagai VIX, turun 21%.

Di sisi lain, Ketua Federal Reserve Bank wilayah New York William Dudley memberi sinyal besarnya prospek penaikan suku bunga lanjutan tahun ini serta indikasi bahwa bank sentral AS tersebut akan mengumumkan rencana pengurangan neracanya bulan depan.

Pernyataan Dudley serta merta memberi dorongan terhadap dolar dan obligasi.

Pasar finansial global mulai pulih dari pergolakan yang dialami pekan lalu, ketika daya tarik aset berisiko turun akibat meningkatnya ketegangan antara Korea Utara dan AS.

Kepada Presiden Korea Selatan Moon Jae-In, Kepala Staf Gabungan AS Joseph Dunford mengatakan bahwa pemerintahan Trump memprioritaskan upaya diplomatik untuk menyelesaikan krisis tersebut. Pada sisi lain, Menteri Pertahanan James Mattis mengatakan bahwa AS akan mengenyahkan rudal apapun yang mencapai wilayah Amerika, termasuk Guam.

Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) akan menerbitkan risalah dari pertemuan kebijakannya pada Juli pada Rabu (16/8). Risalah ini diharapkan dapat memberi petunjuk lebih lanjut tentang langkah penaikan suku bunga The Fed berikutnya.

Pada hari yang sama, data PDB kuartal kedua di kawasan Eropa dijadwalkan akan dirilis. Pasar juga menantikan sejumlah data ekonomi AS lainnya seperti penjualan ritel Juli dan produksi industri.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper