Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Cermati Pernyataan Yellen, Bursa Saham Jepang Berakhir Variatif

Pergerakan sejumlah indeks saham acuan Jepang berakhir variatif pada perdagangan hari ini (Kamis, 13/7/2017), di saat para investor mencermati apakah manfaat dari longgarnya kebijakan moneter di Amerika Serikat (AS) akan lebih besar daripada penguatan yen.
Ilustrasi/JIBI
Ilustrasi/JIBI

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan sejumlah indeks saham acuan Jepang berakhir variatif pada perdagangan hari ini, Kamis (13/7/2017), di saat para investor mencermati apakah manfaat dari longgarnya kebijakan moneter di Amerika Serikat (AS) akan lebih besar dari pada penguatan yen.

Indeks Topix hari ini dibuka dengan penguatan 0,38% atau 6,09 poin di level 1.625,43 dan berakhir turun tipis 0,01% atau 0,23 poin ke 1.619,11. 

Dari 2.009 saham pada indeks Topix, 877 saham di antaranya menguat, 990 saham melemah, dan 142 saham stagnan.

Adapun indeks Nikkei 225 ditutup naik tipis 0,01% atau 1,43 poin ke level 20.099,81, setelah dibuka dengan penguatan 0,39% atau 78,90 poin di 20.177,28.

Sebanyak 85 saham menguat, 129 saham melemah, dan 11 saham stagnan dari 225 saham pada indeks Nikkei.

Saham Tokyo Electron Ltd. yang melejit 3,04% menjadi pendorong utama terhadap kenaikan Nikkei, diikuti oleh Chugai Pharmaceutical Co. Ltd. yang melesat 2,57% dan SoftBank Group Corp. yang naik 0,40%.

Sementara itu, nilai tukar yen hari ini terpantau lanjut menguat 0,01% atau 0,01 poin ke 113,16 yen per dolar AS pada pukul 14.06 WIB, setelah pada Rabu ditutup terapresiasi 0,68% di posisi 113,17.

Yen memperpanjang penguatannya untuk hari ketiga berturut-turut terhadap dolar AS, setelah Gubernur The Federal Reserve Janet Yellen menyoroti perlunya langkah pengetatan kebijakan secara bertahap.

Dalam pernyataannya di depan Kongres AS, Yellen mengatakan bahwa meskipun ekonomi AS terus berkembang, ada ketidakpastian mengenai kapan dan seberapa besar angka inflasi akan meresponsnya.

“Ini tentang mempertimbangkan hal mana yang akan memiliki dampak lebih besar. Pendekatan hati-hati terhadap penaikan tingkat suku bunga seharusnya tidak buruk bagi pasar saham secara keseluruhan, tapi sejak saat itu yen tidak bisa benar-benar bergerak lebih lemah,” ujar Masahiro Ichikawa, senior strategist di Sumitomo Mitsui Asset Management Co., seperti dikutip dari Bloomberg.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper