Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks Shanghai Composite & CSI 300 Terkoreksi, Pasar Tunggu Data PDB

Pelemahan sejumlah indeks saham acuan China sedikit terkikis pada akhir perdagangan hari ini (Senin, 10/7/2017), di saat para investor menantikan katalis baru menjelang rilis data ekonomi terbaru pekan depan.
Bursa Shanghai Composite Index/Reuters
Bursa Shanghai Composite Index/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Pelemahan sejumlah indeks saham acuan China sedikit terkikis pada akhir perdagangan hari ini (Senin, 10/7/2017), di saat para investor menantikan katalis baru menjelang rilis data ekonomi terbaru.

Indeks CSI 300 di Shenzhen yang berisi saham-saham bluechip berakhir turun tipis 0,06% atau 2,24 poin ke 3.653,69, setelah dibuka dengan pelemahan 0,22% di posisi 3.647,94.

Sementara itu, indeks Shanghai Composite ditutup turun 0,17% ke level 3.212,63, setelah dibuka dengan pelemahan 0,30% di posisi 3.208,46. 

Pasar mengabaikan data inflasi China bulan Juni, yang sejalan dengan harapan serta tidak banyak mengubah pandangan bahwa pertumbuhan ekonomi akan melesu setelah kuartal pertama yang solid.

Indeks harga produsen China menguat 5,5% bulan lalu, sementara indeks harga konsumen naik 1,5%  pada Juni dibandingkan dengan setahun sebelumnya.

“Dengan melambatnya pertumbuhan kredit yang cenderung membebani aktivitas ekonomi pada kuartal mendatang, inflasi akan mulai turun lagi,” papar ekonom Capital Economics China, Julian Evans-Pritchard, seperti dikutip dari Reuters.

Dalam komentarnya pada hari Jumat (7/7), Perdana Menteri China Li Keqiang terdengar optimistis mengenai prospek tersebut bahkan saat dia mengakui ekonomi masih menghadapi banyak kesulitan.

Sebagian besar ekonom memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan melesu dalam beberapa kuartal ke depan, seiring melambatnya sektor real estat utama. Sementara itu, tindakan pemerintah Beijing terhadap risiko utang meningkatkan biaya pendanaan di lingkungan pendanaan yang umumnya ketat.

Pada 17 Juli, China akan merilis data produk domestik bruto (PDB) kuartal kedua, bersamaan dengan produksi industri Juni, penjualan ritel dan investasi aset tetap Januari-Juni.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper