Bisnis.com, JAKARTA—Emiten properti PT Summarecon Agung Tbk. berencana akan menambah dua unit mal baru serta dua unit hotel baru untuk meningkatkan kontribusi pendapatan dari segmen properti investasi.
Michael Yong, Direktur Keuangan Summarecon Agung, mengatakan bahwa penyumbang reccuring income terbesar perseroan saat ini adalah dari operasional dan penyewaan mal. Tahun lalu, kontribusi pendapatan dari properti investasi terhadap total pendapatan perseroan mencapai 34% atau sekitar Rp1,8 triliun, sebagian besar di antaranya dari mal.
Emiten berkode saham SMRA ini berencana untuk setidaknya menjaga porsi kontribusi dari segmen ini dengan menambah investasi baru agar dapat mengimbangi peningkatan dari segmen penjualan properti.
Menurutnya, perseroan berencana menambah dua unit mal lagi. Saat ini, kedua mal baru tersebut tengah dalam tahap desain.
“Mulai tahun depan atau mungkin akhir tahun ini akan dikembangkan dua mal lagi, yang sekarang masih dalam tahap desain. Itu akan menambah bisnis investasi kita, return akan terus kita tambah,” katanya, Kamis (15/6/2017).
Akan tetapi, Michael enggan mengungkapkan dengan pasti di mana persisnya lokasi dari mal baru yang akan dikembangkan tersebut. Dirinya pun enggan mengungkapkan rencana investasi yang akan dikucurkan perseroan untuk merampungkan dua proyek tersebut.
Meski begitu, dirinya memastikan perseroan akan mengembangkan proyek tersebut secara mandiri, tanpa melalui kerja sama dengan mitra lain. Proyek tersebut pun akan dikembangkan di salah satu dari lima wilayah pengembangan perseroan.
Saat ini, perseroan memiliki lima kawasan pengembangan kota, yakni Serpong, Bandung, Bekasi, Kelapa Gading, dan Karawang. Di antara kelimanya, kawasan yang belum memiliki mal hanyalah Bandung dan Karawang.
Sama halnya dengan proyek mal baru, dirinya enggan pula mengungkapkan rencana persis perseroan untuk proyek hotel. Dirinya hanya memastikan akan menambah dua hotel baru lagi setelah kini mengoperasikan empat hotel.
Perseroan baru saja mengoperasikan satu hotel baru yakni Movenpick Resort & Spa, yakni hotel bintang 5 di Jimbaran, Bali, sejumlah 300 kamar. Menurutnya, dalam empat bulan sejak mulai beroperasi hingga saat ini, okupansinya sudah mencapai lebih dari 60%. Proyek ini investasinya Rp600 miliar.
Sejauh ini, kontribusi segmen hotel terhadap total pendapatan masih relatif kecil, yakni kurang dari 5%. Selain hotel, perseroan juga memiliki menara kantor dan apartemen servis.
