Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah indeks saham acuan China memperpanjang penguatannya pada akhir perdagangan keempat berturut-turut (Jumat, 9/6/2017), ditopang oleh data ekonomi yang solid, laju listing baru yang lebih lambat, serta langkah bank sentral yang meredakan kekhawatiran likuiditas.
Indeks Shanghai Composite ditutup menguat 0,26% ke level 3.158,40, setelah dibuka turun 0,09% di posisi 3.147,45.
Adapun indeks CSI 300 di Shenzhen yang berisi saham-saham bluechip berakhir menguat 0,43% atau 15,19 poin ke 3.576,17, setelah dibuka naik tipis 0,01% di posisi 3.561,24.
Sepanjang pekan ini, indeks CSI 300 telah naik 2,6%, pekan terbaiknya sejak pekan yang berakhir pada 25 November 2016. Adapun indeks Shanghai menguat 1,7% pekan ini, penguatan mingguan terbaik sejak April.
Pasar China juga didukung oleh tanda-tanda membaiknya likuiditas dalam sistem keuangan dan berkembangnya ekspektasi bahwa indeks MSCI akan memutuskan untuk memasukkan saham China lapis A ke dalam indeks acuannya pada 20 Juni.
Dilansir Reuters, pihak regulator sekuritas akhir pekan lalu menyetujui jumlah penawaran umum perdana yang lebih sedikit. Hal ini mengurangi kekhawatiran akan laju ekspansi penawaran ekuitas.
Pada hari Rabu, People's Bank of China (PBOC) menyuntikkan dana sebesar 180 miliar yuan (US$26,49 miliar) ke pasar antar bank melalui operasi pasar terbuka, setelah memberikan dukungan modal melalui pinjaman Medium-term Lending Facility (MLF) dengan jangka waktu satu tahun pada sesi sebelumnya.
Satu hari setelahnya, kantor Bea Cukai China melaporkan, ekspor pada Mei naik 8,7% secara year on year (yoy). Sementara itu impor melonjak 14,8%. Hal itu membuat surplus perdagangan negara itu pada bulan lalu mencapai US$40,81 miliar.
Lonjakan ekspor-impor China pada Mei setidaknya menunjukkan bahwa perekonomian China masih mampu bertahan dengan baik di tengah beragam tekanan dari dalam maupun luar.