Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan indeks saham acuan China kembali berakhir mixed pada perdagangan hari ini (Selasa, 23/5/2017), di tengah berlanjutnya kekhawatiran seputar aturan yang lebih ketat untuk membatasi investasi spekulatif sehingga menekan daya tarik aset berisiko.
Indeks Shanghai Composite ditutup melemah 0,45% ke level 3.061,95, setelah dibuka turun 0,20% di posisi 3.069,39.
Adapun indeks CSI 300 di Shenzhen yang berisi saham-saham bluechip berakhir menguat 0,38% atau 12,96 poin ke 3.424,19, setelah dibuka turun 0,18% di posisi 3.405,03.
Sejumlah broker berspekulasi bahwa pihak otoritas mengarahkan pembelian saham kelas berat untuk mengangkat indeks tersebut, yang telah mengalami kenaikan untuk hari ketiga berturut-turut, di saat indeks Shanghai tertekan.
Performa saham bank dan konsumen menguat, sedangkan saham industri menjadi penekan utama indeks.
Sementara itu, indeks startup teknologi ChiNext ditutup turun 1,7% ke level terendahnya sejak Februari 2015, di saat koreksi tajam pada saham yang baru terdaftar menekan valuasi saham berkapital kecil.
Selama dua bulan terakhir, para investor telah bergulat dengan tindakan keras pihak regulator mengenai praktik pinjaman berisiko serta pergeseran menuju kebijakan moneter yang lebih ketat seiring upaya Beijing meningkatkan langkah-langkah untuk meredakan risiko keuangan.
Seorang penasihat People’s Bank of China (PBOC) hari Senin menyatakan bahwa bank sentral China tersebut akan terus menerapkan penyesuaian yang wajar terhadap kebijakan moneter.
“Jika berjalan ketat, akan dilonggarkan sedikit. Bank sentral tidak akan berlebihan dalam menerapkannya, dan penyesuaian apapun tidak mewakili pergeseran arah kebijakan,” kata Sheng Songcheng, seperti dikutip dari Reuters.
Liu Qihao, analis Shanghai Securities Co, mengatakan bahwa para investor cenderung akan tetap berhati-hati karena pertumbuhan ekonomi yang mungkin memuncak pada kuartal pertama dapat membebani profitabilitas emiten.