Bisnis.com, JAKARTA--PT BISI International Tbk. menargetkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih sebesar 30% pada tahun ini.
Direktur BISI International Setiadi Setiokusumo menuturkan perseroan berkomitmen untuk menyukseskan program swasembada pangan yang dicanangkan oleh pemerintah. Menurutnya, keran impor pangan yang dipersempit justru membuka peluang bagi produsen benih di Tanah Air.
"Harga komoditas pangan tinggi dan impor yang dibatasi membuat minat petani untuk bercocok tanam tinggi. Kami edukasi supaya petani gunakan benih berkualitas, seperti benih jagung hibrida supaya hasil panennya lebih bagus," ucapnya kepada Bisnis, Senin (15/5).
Setiadi mengatakan pangsa pasar benih jagung hibrida perseroan mencapai 48% pada 2015 dan 50% pada 2016. Kompetitor utama emiten berkode saham BISI dalam pemasaran benih jagung hibrida, antara lain Pioneer (Dupont), Monsanto, dan Syngenta.
"Tahun ini kami tidak lakukan ekspansi. Tingkat utilisasi pabrik masih sekitar 70% dari kapasitas produksi benih jagung 40.000 ton per tahun dan benih padi 10.000 ton per tahun," tuturnya.
Pada 2017, imbuh Setiadi, perseroan membidik pertumbuhan pendapatan sebesar 30% untuk pendapatan maupun laba bersih. Dengan target tersebut, BISI memproyeksikan penjualan sebesar Rp2,4 triliun dan laba bersih Rp436,97 miliar.
Proyeksi tersebut merujuk pada capaian kinerja BISI pada 2016. Tahun lalu, penjualan bersih BISI naik 28,84% year-on-year dari Rp1,44 triliun menjadi Rp1,85 triliun. Adapun laba bersih yang dikantongi BISI pada tahun lalu mencapai Rp336,14 miliar atau naik 27,36% yoy.