Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BURSA CHINA: Indeks Shanghai Composite Tertekan Pengetatan Aturan Finansial

Indeks Shanghai Composite ditutup melemah 0,79% ke level 3.078,61, setelah dibuka turun 0,42% di posisi 3.090,06.
Bursa China SHCI/Reuters
Bursa China SHCI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks saham acuan China memperpanjang pelemahannya pada penutupan perdagangan hari ini, Senin (8/5/2017), di tengah kekhawatiran investor tentang aturan finansial yang lebih ketat di negara tersebut.

Indeks Shanghai Composite ditutup melemah 0,79% ke level 3.078,61, setelah dibuka turun 0,42% di posisi 3.090,06. Indeks acuan Shanghai Composite hari ini berakhir di level penutupan terendah sejak pertengahan Oktober.

Menurut Xun Yugen, analis Haitong Securities, koreksi tajam pada indeks Shanghai Composite sejak awal April utamanya didorong oleh pengetatan aturan finansial. Mayoritas sektor melemah, dipimpin oleh saham perbankan dan real estate.

Adapun indeks CSI 300 di Shenzhen yang berisi saham-saham bluechip berakhir melemah 0,70% atau 23,74 poin ke 3.358,81, setelah dibuka turun 0,40% di posisi 3.369,11.

Sementara itu, indeks startup teknologi ChiNext ditutup turun 1,6% ke level terendah dalam 20 bulan, seiring ekspektasi akselerasi suplai ekuitas yang menekan valuasi perusahaan dengan kapitalisasi pasar yang relatif kecil.

Menurut para analis, seperti dilansir Reuters, para investor mencemaskan peningkatan upaya pengawasan untuk mencegah risiko-risiko sistemik demi membantu menjaga keamanan finansial dapat merugikan pertumbuhan ekonomi.

Di sisi lain, data perdagangan pada April, meskipun lebih kecil dari prediksi, menunjukkan berlanjutnya pertumbuhan yang solid setelah penguatan pada kuartal pertama.

Namun, lajunya terlihat meruncing di saat pemerintah Beijing mengubah cara penanganan terhadap risiko hutang dan sektor properti yang panas.

“Perekonomian terlihat berubah sedikit lebih banyak dari yang diantisipasi pasar,” kata Julian Evans-Pritchard, seorang ekonom di Capital Economics, seraya menambahkan bahwa data April bisa mengejutkan di sisi sisi negatifnya, serupa dengan survei PMI baru-baru ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper