Bisnis.com, JAKARTA – Pelemahan indeks saham acuan China berlanjut pada penutupan perdagangan hari ini (Jumat, 5/5/2017), di saat kekhawatiran investor tentang aturan finansial yang lebih ketat dan pertumbuhan ekonomi membebani sentimen investor.
Indeks Shanghai Composite ditutup melemah 0,78% ke level 3.103,04, setelah dibuka turun 0,40% di posisi 3.114,77.
Adapun indeks CSI 300 di Shenzhen yang berisi saham-saham bluechip berakhir melemah 0,64% atau 21,84 poin ke 3.382,55, setelah dibuka turun 0,32% di posisi 3.393,48.
Keduanya berakhir melemah ke level terendah dalam tiga bulan sekaligus pelemahan mingguan keempat berturut-turut. Sepanjang pekan ini, indeks CSI 300 telah turun 1,7%, sementara indeks Shanghai turun 1,6%.
Menurut laporan Shanghai Securities News hari ini, seperti dilansir Reuters, pihak regulator perbankan lokal di China melakukan pemeriksaan terhadap perputaran modal serta penghindaran atas peraturan arbitrase dan transaksi ilegal.
Langkah ini merupakan salah satu upaya terkini yang dilakukan oleh pihak regulator untuk mengendalikan risiko finansial pada sistem perbankan nasional.
“Jelas peraturan menjadi lebih ketat dan sejumlah besar peraturan akan keluar pada paruh kedua tahun ini, sehingga melukai sentimen,” ujar Zhu Qibing, seorang analis BOCI Securities.
Di sisi lain, hasil survey manufaktur atas China pekan ini memicu kekhawatiran bahwa ekonomi negara tersebut mungkin telah mencapai puncaknya pada kuartal pertama dan dapat mulai menghadapi tren penurunan dalam jangka pendek.
Seluruh sektor pada indeks melemah hari ini, dipimpin oleh energi, finansial, dan bahan baku.
Finansial mengalami dampak terbesar dari pengetatan tersebut, dengan indeks yang melacak pergerakan sahamnya turun 2,5% ke kisaran level terendah dalam sembilan bulan.
Sementara itu, selama sepekan terakhir, saham sumber daya telah tertekan oleh penurunan tajam pada harga komoditas dan minyak, di tengah kekhawatiran seputar perlambatan konstruksi dan permintaan infrastruktur.