Bisnis.com, JAKARTA - Kemungkinan kenaikan bunga oleh The Fed dan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika lebih berperan menggerus laju harga saham emiten ban.
Mengakhiri kuartal pertama tahun ini, terdapat sentimen positif yang cukup kuat buat para emiten ban. Perbaikan pasar otomotif, terutama roda empat tumbuh lebih dari 5%.
Meski demikian, saham tiga emiten ban yakni PT Gajah Tunggal Tbk. (GJTL), PT Multistrada Arah Sarana Tbk. (MASA), dan PT Goodyear Indonesia Tbk. (GDYR) terpuruk dibandingkan harga pada awal tahun.
Pada penutupan perdagangan pekan lalu, saham ketiga emiten itu mempunyai imbal hasil YtD minus. Saham GJTL ditutup di kisaran Rp1.045 per lembar minus 2,34% Ytd, saham MASA berhenti di level Rp232, menurun 14,07% sejak Januari, sedangkan GDYR menutup perdagangan pada harga Rp1.700, atau minus 11,46% sejak awal tahun.
Analis NH Korindo Bima Setiaji menilai sentimen negatif yang mengiringi harga saham emiten ban jauh lebih besar. Sentimen negatif itu tak lain adalah kenaikan bunga The Fed dan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika.
“Karena mereka ini obligasi bentuknya dolar, yaa seperti GJTL dan MASA,” ungkap Bima kepada Bisnis, Senin (24/4/2017).
Di sisi lain, sentimen negatif itu ditambah dengan potensi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. “SMI [Sri Mulyani] telah memperkirakan nilai tukar rupiah akan melemah ke level Rp13.800 per dolar AS,” ungkap Bima.