Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan indeks dolar AS ditutup melemah pada perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), seiring melonjaknya kinerja mata uang pound sterling setelah Perdana Menteri (PM) Inggris Theresa May secara mengejutkan mengumumkan pemilihan umum dini.
Indeks dolar AS yang mengukur pergerakan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama berakhir melemah 0,79% atau 0,791 poin ke 99,499.
Sebelumnya indeks dolar dibuka dengan kenaikan tipis 0,05% atau 0,050 poin di level 100,340, setelah pada sesi perdagangan sebelumnya ditutup melemah 0,22% di posisi 100,290.
Sementara itu, nilai tukar pound berakhir menguat 2,20% terhadap dolar AS ke level tertingginya sejak awal Oktober.
May kemarin mengumumkan akan menyelenggarakan pemilihan umum dini pada Juni tahun ini demi memperkuat posisinya dalam negosiasi Brexit. Langkah tersebut menambah kekhawatiran investor seputar ketidakstabilan geopolitik.
Reli pound didorong oleh langkah May yang menginginkan percepatan pemilihan umum parlemen pada 8 Juni. Meski menyatakan enggan untuk menyelenggarakan percepatan pemilihan umum, PM May kemarin menegaskan bahwa Inggris memerlukan stabilitas selama negosiasi Brexit.
Baca Juga
“Pasar melihat hal tersebut sebagai sesuatu yang menciptakan prospek politik lebih stabil bagi Brexit untuk terjadi, yang dipandang sebagai hal positif,” ujar Alvise Marino, FX strategist Credit Suisse, dikutip dari Reuters (Rabu, 19/4/2017).
Turut membebani dolar adalah pernyataan Deutsche Bank bahwa kejutan pengumuman pemilihan umum Inggris merupakan penentu bagi sterling. Para analis Goldman Sachs meninggalkan pertaruhan dolar di posisi panjang terhadap euro dan pound.
Indeks dolar pagi ini terpantau lanjut naik tipis 0,02% atau 0,024 poin ke posisi 99,523 pada pukul 07.35 WIB, sedangkan nilai tukar pound menguat tipis 0,01% terhadap dolar AS.
Posisi indeks dolar AS
19/4/2017 (Pk. 07.35 WIB) | 99,523 (+0,02%) |
18/4/2017 | 99,499 (-0,79%) |
17/4/2017 | 100,290 (-0,22%) |
14/4/2017 | 100,510 (-0,05%) |
13/4/2017 | 100,560 (-0,22%) |
Sumber: Bloomberg