Bisnis.com, JAKARTA - Rapat umum pemegang saham luar biasa emiten transportasi PT Citra Maharlika Nusantara Corpora Tbk. memutuskan mengganti seluruh dewan direksi dan komisaris perseroan, sebagai langkah awal untuk membenahi kinerja perseroan.
Dalam RUPSLB yang digelar Senin (20/3/2017) di Jakarta, pemegang saham utama perseroan sepakat untuk mengganti seluruh jajaran direksi dan komisaris. Uniknya, permohonan pengunduran diri Michael Rusli dari posisi komisaris ditolak pemegang saham.
Ruswandi, Kuasa Pemengang Saham dari Asia Argentum Assets Hong Kong Limited (20,95%) dan Bank of Singapore Limited (29,12%) mengatakan, perseroan membutuhkan motivasi baru untuk bangkit dari kesulitan keuangan yang mendera selama ini dengan dukungan tenaga baru.
Di sisi lain, pemegang saham menilai perseroan masih membutuhkan peran sertanya, sebab memiliki pengalaman profesional yang cukup banyak untuk mendukung kinerja perusahaan.
Ruswandi mewakili pemegang saham mengajukan sejumlah nama baru untuk posisi direksi dan komisaris dan disetujui seluruh pemegang saham yang hadir, sekitar 64,56% dari total saham beredar.
Direktur utama kini ditempati oleh Gregorius Kawulusan, menggantikan Leonard Stephen Jonatan. Gregorius dibantu oleh Donelo Hababag selaku direktur independen dan Ferdinand J. Del Valle selaku direktur. Keduanya masing-masing menggantikan posisi Jofial Mecca Alwis dan Vivien Soesanto.
Sementara itu, posisi komisaris utama ditempati oleh Dicky Kresno, menggantikan Agus Sjafrudin. Sementara komisaris independen diisi oleh Romeo S. Bugayong, menggantikan Jose Melford Alviar Fuentes. Michael Rusli tetap pada posisinya sebagai komisaris.
“Ini keputusan pemegang saham, saya hanya meneruskan mandat di rapat ini. Pertimbangan lebih tepat tentang pergantian ini hanya pemegang saham yang tahu pasti,” ujar Ruswandi, Senin (20/3/2017).
Leonard Stephen Jonatan, Former President Director Citra Maharlika Nusantara Corpora mengatakan, jajaran direksi lama tahun ini memiliki strategi untuk lebih memperkuat bisnis travel dan shuttle rute Jakarta—Bandung. Namun, kelanjutan strategi tersebut akan ditentukan oleh direksi baru.
Menurutnya, dibandingkan lini bisnis lainnya, seperti taksi, sewa alat berat dan penjualan tiket, lini tersebut menyumbang pendapatan terbesar. Taksi dan penjualan tiket terpukul oleh aplikasi teknologi informasi, sementara bisnis alat berat masih lesu seiring kinerja penjualan komoditas yang lesu.
Leonard enggan banyak berkomentar terkait kelanjutan sejumlah aksi korporasi yang diagendakan perseroan, seperti penambahan rute baru, ekspansi bisnis sewa alat berat, serta target-target bisnis tahun ini.
Dirinya juga enggan menjelaskan lebih lanjut tentang rencana perseroan untuk mencari investor guna mendukung upaya perseroan mencari pembiayaan baru untuk pelunasan tagihan. Perseroan saat ini sedang dalam masa perpanjangan penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU).
Perseroan sempat mengungkapkan rencana penambahan armada untuk bisnis travel dan shuttle mencapai 400 unit melalui kerjasama dengan mitra tersebut. Tahun ini, sedikitnya 200 armada baru akan ditambah, dilanjutkan masing-masing 100 unit pada 2018 dan 2019.
“Kami masih berdiskusi dengan kreditur untuk cari skenario terbaik komposisi seperti apa. Itu belum ada keputusan. Batasnya 31 Maret nanti, direksi baru yang akan putuskan,” katanya.