Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas terlempar dari level US$1.200 pada perdagangan hari kesembilan, Jumat (10/3/2017), serta bergerak menuju pekan terburuknya dalam empat bulan, menjelang perilisan data nonfarm payroll AS.
Harga emas Comex kontrak April 2017 melemah 0,60% atau 7,20 poin ke US$1.196 per ounce pada pukul 15.55 WIB, setelah dibuka turun 0,25% atau 3 poin di US$1.200,20 per ounce.
Harga emas telah melemah selama sembilan hari berturut-turut di tengah penguatan dolar AS seiring meningkatnya ekspektasi kenaikan suku bunga oleh bank sentral AS Federal Reserve.
Seperti dilansir Reuters, logam mulia tersebut telah mengikis lajunya sebesar lebih dari 3% sepanjang pekan ini, dapat menjadi penurunan dengan persentase terbesar sejak pekan yang berakhir pada 11 November 2016.
Sementara itu, dolar melaju ke level terkuatnya dalam enam pekan terhadap yen seiring penantian investor akan data pekerjaan AS yang dapat menegaskan ekspektasi kenaikan suku bunga Fed pada pertemuan kebijakannya pekan depan.
Para investor menantikan data nonfarm payroll untuk Februari yang akan dirilis hari ini, sebagai barometer ekonomi AS setelah Gubernur Fed Janet Yellen pekan lalu menyatakan kemungkinan bagi bank sentral AS tersebut untuk menaikkan suku bunga acuannya apabila data pekerjaan dan inflasi mendukung.
“Logam mulia telah memperpanjang pelemahannya pada awal perdagangan Asia hari ini dan kami kira akan berlanjut hingga rilis data NFP (non-farm payroll) di saat laju dolar tertopang,” ujar pedagang MKS PAMP Group Sam Laughlin.
Menurut lebih dari 100 ekonom dalam survei Reuters, seluruhnya memprediksi The Fed akan menaikkan suku bunganya pekan depan, merespon serangkaian data ekonomi yang kuat.
“Emas akan tertekan hingga pertemuan FOMC dan bergerak di kisaran level U$1.185-U$1.190," ujar Ronald Leung, kepala dealer di Lee Cheong Gold Dealers.
Seperti diketahui, pergerakan logam mulia sangat sensitif terhadap tingkat suku bunga. Tingkat suku bunga yang lebih tinggi dapat meningkatkan opportunity cost kepemilikan aset tidak berimbal hasil serta mendorong pergerakan dolar naik.
Akibat lebih lanjut, harga komoditas dalam nilai greenback menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Sejalan dengan emas, harga perak kontrak Mei 2017 melemah 0,77% atau 0,131 poin ke US$16,905 per ounce, setelah dibuka turun 0,33% atau 0,056 poin di posisi 16,980.
Indeks dolar yang mengukur pergerakan dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama hari ini dibuka dengan kenaikan 0,08% atau 0,080 poin ke 101,930, meski kemudian berbalik turun tipis 0,04% atau 0,040 poin ke 101,810 pada pukul 15.55 WIB.
Pergerakan emas dan perak di Comex (Commodity Exchange):
Tanggal | Emas kontrak April 2017 US$/ounce | Perak kontrak Mei 2017 US$/ounce |
10/3/2017 (Pk. 15.55 WIB) | 1,196,00 (-0,60%) | 16,905 (-0,77%) |
9/3/2017 | 1.203,20 (-0,51%) | 17,036 (-1,51%) |
8/3/2017 | 1.209,40 (-0,55%) | 17,298 (-1,36%) |
7/3/2017 | 1.216,10 (-0,77%) | 17,536 (-1,33%) |
6/3/2017 | 1.225,50 (-0,08%) | 17,773 (+0,19%) |
Sumber: Bloomberg