Bisnis.com, JAKARTA--Bursa Efek Indonesia bersama dengan Bursa Malaysia bakal merancang produk baru yang siap dirilis pada Juli tahun ini.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio mengungkapkan pihaknya tengah merancang produk baru antara Indonesia dan Malaysia. Ada dua produk yang tengah dalam perencanaan.
"Pertama, mungkin bisa memperdagangakan 10 perusahaan Indonesia di Malaysia, begitu juga mereka. Namun, ini bukan dual listing. Kedua, produk syariah," ungkapnya di Jakarta, Rabu (8/3/2017).
Saat ini, BEI belum bisa memaparkan detail dari rencana produk tersebut karena hal teknis masih dalam penggodokan di dua bursa ini. Hal teknis itu juga akan mengatur bagaimana penerapan harga dan dan detail skema transaksi.
Produk yang dirancang oleh BEI dan Bursa Malaysia ini, merupakan hasil dari perjanjian bilateral. Tito mengaku telah ada beberapa stock exchange yang mengajak Indonesia untuk melakukan bilateral, akan tetapi hal itu tak diaminkan oleh BEI.
Selain itu, BEI bersama negara di Asia Tenggara juga berencana untuk melakukan sistem yang terintegrasi. Dia mengungkapkan agar pasar modal Asia Tenggara bisa terintegrasi maka harus ada harmonisasi peraturan.
Dari 10 negara Asean, hanya ada 7 bursa yakni Bursa Malaysia, Hanoi Stock Exchange, Hochiminh Stck Exchange,BEI, Philippine Stock Exchange, The STock Exchange of Thailand dan Singapore Exchange.
Adapun Asean Exchange sebenarnya telah diresmikan pada 2011 dengan mendorong keberagaman, inovasi, serta peluang investasi yang lebih luas. BEI kini tengah melakukan pemetaan terhadap regulasi agar harmonisasi yang direncanakan sejak enam tahun lalu bisa terlaksana.
Dalam setahun terakhir, kolaborasi ASEAN Exchanges telah melakukan langkah awal dengan memperkenalkan indeks ASEAN 5 FTSE4Good ESG dan indeks utama MSCI ASEAN yang baru.