Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BURSA AKHIR SESI I: Indeks Turun 4,28 Poin ke 5.376,39, Analis: IHSG Konsolidasi

Pelemahan indeks harga saham gabungan (IHSG) menipis pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Kamis (16/2/2017)
Bursa Efek Indonesia./.Bisnis-Dwi Prasetyo
Bursa Efek Indonesia./.Bisnis-Dwi Prasetyo

Bisnis.com, JAKARTA – Pelemahan indeks harga saham gabungan (IHSG) menipis pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Kamis (16/2/2017).

Di akhir sesi I, IHSG turun tipis 0,08% atau 4,28 poin ke level 5.376,39, setelah dibuka dengan kenaikan 0,16% atau 8,40 poin di level 5.389,07 dan sempat melemah 0,32%.

Kepala Riset Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya memperkirakan hingga akhir sesi II, IHSG akan bergerak di kisaran 5.304 – 5.451.

“(IHSG bergerak) konsolidasi,” kata William dalam risetnya yang diterima hari ini, Kamis (16/2/2017).

Seperti diketahui sepanjang perdagangan hari ini IHSG telah bergerak di kisaran 5.357,71 - 5.395,28.

Sebanyak 115 saham menguat, 183 saham melemah, dan 241 saham stagnan dari 539 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Tiga dari sembilan indeks sektoral IHSG bergerak negatif dengan tekanan utama dari sektor finansial yang melemah 0,88%.

Adapun, enam sektor lainnya bergerak positif dipimpin oleh sektor tambang (+1,41%) dan industri dasar (+0,81%).

Neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2017 tercatat surplus sekitar US$1,4 miliar.

Berdasarkan data BPS yang dirilis hari ini, angka tersebut ditunjang dari kinerja ekspor yang mencapai US$13,38 miliar dan impor yang hanya mencapai US$11,99 miliar pada periode tersebut.

Jika dirinci berdasarkan negara, surplus terbesar terjadi antara Indonesia dan India, yakni sebesar US$989 juta, diikuti oleh AS sebesar US$804 juta, dan Belanda sebesar US$284 juta.

Sementara itu, defisit terbesar masih ditemukan pada perdagangan dengan China, yakni US$1,37 miliar, Thailand senilai US$240 juta, dan Australia senilai US$180 juta.

Kinerja neraca perdagangan Januari 2017 ini lebih baik, yakni naik 41,4% dibandingkan dengan Desember 2016 yang sebesar US$990 juta.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan peningkatan ekspor kali ini terkerek oleh membaiknya harga komoditas. "Kenaikan harga komoditas diharapkan berpengaruh terhadap ekspor di bulan-bulan berikutnya," ujarnya dalam konferensi pers. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper