Bisnis.com, JAKARTA--Harga perak diprediksi mengalami peningkatan pada 2017 seiring bertumbuhnya sisi permintaan industri. Rerata harga perak diprediksi tumbuh 7% yoy menjadi US$18,3 per troy ounce dari 2016 senilai US$17,11 per troy ounce.
Pada perdagangan Senin (23/1/2017) pukul 17:11 WIB, harga perak berada di level US$17,15 per troy ounce. Tahun lalu, harga meningkat 15% dengan rerata US$17,11 per troy ounce.
Perusahaan riset Metal Focus Ltd., dalam laporannya memaparkan secara umum harga logam mulia mengalami penurunan dalam dua bulan terakhir 2016 akibat perkasanya dolar. Mata uang itu melambung sejalan ekspektasi pertumbuhan ekonomi AS di bawah kepemimpinan Donald Trump dan pengerekan suku bunga The Fed.
Namun demikian, harga masih berpotensi mengilap pada 2017 karena sejumlah faktor pada paruh pertama tahun lalu yang masih relevan hingga saat ini. Tiga faktor utama yang memicu penguatan logam mulia pada tahun ini ialah belum agresifnya pengerekan suku bunga Federal Reserve, pelemahan mata uang utama, dan faktor risiko global yang meningkatkan permintaan. Sentimen hawkish kini masih membayangi dengan rencana awal pengerekan sebanyak tiga kali pada 2017. Alhasil pendakian harga logam mulia masih tertahan.
Terkait pasar perak, permintaan sisi industri meningkat 3% year on year/yoy pada 2016, yang menandakan kenaikan pertama dalam tiga tahun terakhir. Sementara konsumsi perak untuk perhiasan atau investasi fisik cenderung menurun.
"Kenaikan permintaan industri menjadi dasar penggerak harga perak pada tahun lalu, dan diperkirakan berlanjut pada 2017," papar riset yang dikutip Bisnis.com, Senin (23/1/2017).
Penggunaan perak di sektor photovoltaic (PV) menjadi kunci pertumbuhan permintaan pada tahun lalu. PV merupakan teknologi yang berhubungan dengan panel surya untuk energi dengan mengubah sinar matahari menjadi listrik.
Kapasitas PV global diperkirakan tumbuh 63 GW atau 25% yoy pada 2016. Namun, ada kemungkinan pihak produsen mengurangi penggunaan bahan baku perak dalam komponen. Artinya, mulai 2017 permintaan dari segmen PV akan mengalami perlambatan. Tren pertumbuhan yang kuat dalam dua tahun terakhir juga membuat permintaan kapasitas baru cenderung flat.
Penurunan konsumsi perak untuk PV terutama terjadi di China, Jepang, dan AS. Namun, jumlahnya akan diimbangi dengan pertumbuhan penyerapan di India, Thailand, dan Taiwan.
Di China, pemerintah merevisi rencana pengembangan listrik lima tahun pada November 2016 dengan menurunkan target pengembangan instalasi PV dari 150 GW menjadi 110 GW sampai 2020. Selain itu, tarif subsidi listrik juga dipangkas 23%-40%, sehingga menahan pengembangan instalasi PV.
Industri otomotif juga salah satu pendukung pertumbuhan permintaan perak dalam beberapa tahun terakhir. Perak digunakan sebagai konduktor bahan-bahan kontak untuk menghidupkan atau mematikan mesin.
Ke depan, LMC Automotive memperkirakan pertumbuhan penjualan kendaraan hanya bertumbuh tipis.
Oleh karena itu, Metal Focus memperkirakan pertumbuhan permintaan perak pada 2017 terutama didukung oleh pengembangan industri dan infrastruktur yang positif. Rerata harga perak diprediksi tumbuh 7% yoy menjadi US$18,3 per troy ounce dari 2016 senilai US$17,11 per troy ounce.
"Komoditas ini akan mendapatkan keuntungan dari melajunya kegiatan industri dan belanja infrastruktur di China serta AS yang mendongkrak permintaan," tulisnya.
Terlepas dari proyeksi peningkatan permintaan pada tahun ini, sentimen tersebut tidak begitu saja dapat mengerek harga perak. Pasalnya, harga dipengaruhi oleh sentimen investor dalam membeli atau menjual.