Bisnis.com, JAKARTA- Kurs rupiah unjuk gigi pada perdagangan siang ini, Selasa (6/12/2016).
Pada pk. 12.34 WIB, rupiah menguat 91 poin atau 0,68% ke Rp13.349.
“Masih story (seperti kemarin),” kata Ekonom Bahana Securities Fakhrul Fulvian saat dihubungi hari ini, Selasa (6/12/2016).
Dia mengemukakan aliran dana ke pasar obligasi seminggu terakhir sudah kembali. Arus masuk ke pasar obligasi dalam negeri terjadi sejak pasar menilai yield SUN Indonesia sudah atraktif.
“Pasar sudah fairly valued kemungkinan kenaikan Fed Rate di Desember ini,” kata Fakhrul.
Seperti diketahui sepanjang tahun berjalan, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Indonesia tercatat paling tinggi di Asia, meski sudah turun 68,2 basis poin.
Berdasarkan data Asia Bonds Online, yield obligasi pemerintah Indonesia tenor 10 tahun telah turun 68,2 basis poin ke level 8,06% sejak awal tahun hingga penutupan perdagangan pada 5 Desember 2016. Bahkan, yield obligasi RI pernah turun hingga menyentuh level di bawah 7% tahun ini.
Di Asia, penurunan yield obligasi yang cukup drastis dialami oleh obligasi Vietnam yang turun 95 basis poin menjadi 6,22%. Kemudian, obligasi Singapura juga mengalami penurunan 19,3 basis poin ke 2,40%. Yiled obligasi Hong Kong dan Jepang juga mengalami penurunan.
Sementara itu, yield obligasi Filipina tercatat mengalami kenaikan paling tinggi yakni hingga 112,5 basis poin ke 5,22%. Kemudian, yield obligasi Thailand naik 21,3 basis poin ke 2,71%.
“Real yield kita yang tertinggi di Asean. Once risk on kembali, flow dana asing pasti prioritaskan Indonesia lagi,” kata Fakhrul.