Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

GRUP BAKRIE: Batu Bara Meroket, Target DEWA Melesat 2017

Seiring kenaikan harga komoditas, emiten kontraktor tambang batu bara milik Grup Bakrie, PT Darma Henwa Tbk., membidik target agresif pada 2017.
Batu bar.a/.Bisnis-Rahmatullah
Batu bar.a/.Bisnis-Rahmatullah

Bisnis.com, JAKARTA--Seiring kenaikan harga komoditas, emiten kontraktor tambang batu bara milik Grup Bakrie, PT Darma Henwa Tbk., membidik target agresif pada 2017.

Wahjudi Martono, Direktur Utama PT Darma Henwa Tbk., menuturkan perseroan membidik target produksi pada tahun depan melonjak 92,8% menjadi 29,1 juta ton dari 15,1 juta ton batu bara. Pengupasan lapisan tanah (overburden) melonjak 153,6% menjadi 223 juta bcm dari 87,9 juta bcm.

"Produksi pada 2017 naik karena ada permintaan dari klien kami," katanya kepada Bisnis.com, Rabu (30/11/2016).

Proyeksi itu membuat target pendapatan emiten bersandi saham DEWA tersebut melonjak 94,4% menjadi US$519 juta dari US$267 juta pada 2016. Laba kotor dibidik melonjak 240,6% menjadi US$54 juta dari US$15,9 juta.

Laba komprehensif pada 2017 juga ditargetkan melompat 475 kali lipat menjadi US$9,7 juta dari US$0,2 juta. Sehingga, EBITDA menanjak 59,5% menjadi US$59 juta dari US$37 juta.

Mukson Arif Rosyidi, Sekretaris Perusahaan DEWA, menambahkan pada tahun depan, perseroan mengalokasikan capital expenditure (capex) senilai US$29 juta yang terdiri dari US$29 juta untuk modal kerja dan US$9 juta belanja modal.

Capex akan digunakan sebanyak 57,3% untuk peralatan, komponen 3,3%, refurbish 35,9%, dan sisanya lain-lain. Sumber dana kombinasi dari kas internal, pinjaman perbankan, pinjaman vendor, dan leasing.

Dia menjelaskan, peningkatan kapasitas produksi pada tahun depan terjadi lantaran permintaan klien seiring dengan lonjakan harga komoditas batu bara. Perseroan tidak mengincar proyek baru, tetapi hanya meningkatkan kapasitas produksi.

Target agresif pada tahun depan terjadi karena kapasitas proyek Batu Mulia dengan nilai kontrak US$100 juta dapat menyumbang pendapatan US$18,8 juta. Sedangkan, proyek Asmin Koalindo Tuhup diproyeksi menyumbang pendapatan US$11,3 juta, dan Satui senilai US$139,4 juta.

"Sampai hari ini belum ada rencana akuisisi. Kami fokus pengembangan proyek yang ada. Di dua tempat, kami tingkatkan kapasitas yang sudah ada," tuturnya.

Diperkirakan, harga batu bara akan terkoreksi pada tahun depan setelah terjadi lonjakan yang begitu kencang sejak kuartal III/2016. Sebagai perusahaan kontraktor tambang, perseroan meningkatkan utilisasi aset lantaran adanya permintaan dari pelanggan.

Manajemen emiten kontraktor batu bara itu memandang optimistis kondisi industri komoditas pada tahun depan. Hal itu tercermin dari lonjakan permintaan klien yang begitu tinggi akibat kenaikan penjualan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper