Bisnis.com, JAKARTA- Pelemahan obligasi dengan tenor 10 tahun FR 56, pada hari ini, Selasa (22/11/2016) berlanjut.
Pada perdagangan hari ini, pukul 13.14 WIB, FR 56 melemah 0,35% ke 103,492, sementara itu yield naik 0,68% ke7,855.
Meski yield masih terkerek, Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta mengatakan tekanan di pasar obligasi saat ini sudah mulai berkurang.
“Tekanan jual di pasar obligasi global sedikit berkurang,” kata Rangga dalam risetnya yang diterima hari ini, Selasa (22/11/2016).
Tekanan berkurang, ujarnya, setelah tadi malam ada komentar Deputi Gubernur Federal Reserve mendukung kebijakan fiskal ekspansif, yang jika dilakukan bisa membantu tugas bank sentral AS.
Akan tetapi, tambahnya, hingga Senin sore tekanan jual di pasar obligasi negara berkembang masih terasa. Pasar obligasi Malaysia mengalami pelemahan paling tajam.
Namun, nilainya, melihat berkurangnya Trump shock yang bertahap di pasar global, ruang kenaikan imbal hasil SUN mulai terbatas.
Rangga mengatakan upaya pemerintah bersama Bank Indonesia yang menjamin ketersediaan likuiditas di perbankan, juga bisa ikut mendorong koreksi atas shock di pasar SUN dalam 2 minggu terakhir.
“Akan tetapi hingga tengah Desember 2016, tekanan bisa kembali. Melihat beberapa jadwal pertemuan bank sentral utama dunia yang bisa jadi mengubah peta alokasi investasi global,” kata Rangga.
Dia mengatakan ECB dan BoE siap menambah stimulus, the Fed siap naikkan Fed Funds Rate (FFR) target, BoJ mulai pesimistis terhadap inflasi.
“Saat ini proporsi asing di SUN masih dalam tren turun di kisaran 37% dari yang sebelumnya sempat mendekati 40% di tahun ini,” kata Rangga.
Pergerakan obligasi FR 56
Tanggal | Harga | Yield |
22 November (pk.13.14 WIB) | 103,492 (-0,35%) | 7,855 (+0,68%) |
21 November | 103,858 (-0,18%) | 7,802 (+0,34%) |
18 November | 104,042 (-0,43%) | 7,776 (+0,84%) |
Sumber: Bloomberg, 2016