Bisnis.com, JAKARTA— Perusahaan jasa layanan kesehatan, PT Prodia Widyahusada Tbk. melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) dengan menawarkan 187,5 juta saham.
Berdasarkan prospektus ringkas yang dipublikasikan Kamis (10/11/2016), perseroan mengumumkan siap melakukan penawaran umum saham perdana sebanyak-banyaknya 187,5 juta saham biasa atas nama yang seluruhnya adalah saham baru dengan nilai nominal Rp100 setiap saham, di mana mewakili sebanyak-banyaknya 20% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO.
Bersamaan dengan IPO, perseroan mengadakan program alokasi saham karyawan dengan mengalokasikan saham sebanyak-banyaknya sebesar 2% dari jumlah saham yang ditawarkan dalam penawaran umum saham perdana atau sebanyak-banyaknya 3,75 juta saham. Perseroan juga mengadakan program opsi kepemilikan saham kepada manajemen dan karyawan sebanyak-banyaknya 1,5% atau 14,06 juta saham.
Dalam rangka IPO saham ini, perseroan sudah menunjuk PT Citigroup Securities Indonesia, PT Credit Suisse Securities Indonesia dan PT Indo Premier Securities sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Sedangkan, untuk penjamin emisi efek akan ditentukan kemudian.
Rencananya, dana hasil IPO akan digunakan untuk sejumlah hal. Sekitar 67% akan digunakan untuk mengembangkan dan memperbesar jaringan outlet perseroan di Indonesia, baik di pasar yang ada saat ini maupun pasar baru, baik melalui pertumbuhan organik maupun inorganik.
Kemudian, sekitar 19% akan digunakan untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas layanan perseroan melalui pembelian peralatan teknologi diagnostic generasi terbaru, peralatan untuk pemeriksaan non-laboratorium, dan peralatan perlengkapan teknologi informasi.
Sisanya sebesar 14% akan digunakan untuk modal kerja, baik untuk mendukung kegiatan operasional kantor perusahaan dan outlet yang ada saat ini maupun outlet yang baru masuk klinik khusus dan klinik Prodia Health care.
Masa penawaran IPO dilakukan pada 10 November-18 November 2016, di mana tanggal efektif diperkirakan pada 29 November 2016. Untuk pencatatan di Bursa Efek Indoensia diprediksi pada 7 Desember 2016.