Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan bursa saham Asia dilaporkan memperpanjang reboundnya dari level terendah dalam tujuh pekan pada perdagangan pagi ini, Selasa (8/11/2016), di tengah menguatnya posisi Hillary Clinton atas Donald Trump dalam jajak pendapat detik-detik menjelang agenda pemilihan Presiden AS.
Indeks MSCI Asia Pacific naik 0,3% pada pukul 09.21 pagi waktu Tokyo (pkl. 07.21 WIB), didorong oleh penguatan saham produsen bahan baku.
Seperti dilansir Bloomberg hari ini, dengan jajak pendapat nasional politik Bloomberg yang meletakkan kandidat Presiden AS dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, memimpin tiga poin persentase atas rivalnya dari Partai Republik Donald Trump, aset safe haven seperti yen dan emas cenderung melemah.
Minat terhadap aset berisiko terdorong setelah biro investigasi federal AS (FBI) pada Minggu menyatakan bahwa penggunaan server email oleh Hillary selama masa jabatannya sebagai Menteri Luar Negeri bukanlah suatu kejahatan dan oleh karenanya FBI tidak akan memeberi dakwaan terhadapnya.
“Pasar saat ini berada pada mood terhadap aset berisiko menyusul pernyataan FBI terbaru, yang menyebabkan meningkatnya kesempatan bagi Clinton untuk menang,” ujar Imre Speizer, ahli strategi pasar Westpac Banking Corp.
Sejalan dengan penguatan bursa Asia, indeks saham acuan di Australia, Jepang, dan Korea Selatan juga sebelumnya dilaporkan naik 0,3% masing-masing, sedangkan indeks S&P/NZX 50 New Zealand menguat 0,8%.