Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu (2/11/2016) berpotensi melemah seiring belum stabilnya sejumlah data makro ekonomi domestik.
Tim riset Samuel Sekuritas Indonesia memaparkan bursa AS kembali melemah setelah jejak pendapat terbaru menunjukan keunggulan Clinton atas Trumph yang semakin menurun, di mana hal tersebut dinilai mengkhawatirkan pasar keuangan. Ditambah dengan adanya rencana kenaikan suku bunga The Fed pada Desember 2016.
Sementara itu, bursa Eropa ditutup melemah didorong oleh kinerja Shire dan Standard Chartered yang membukukan kinerja dibawah estimasi. Saat ini pasar banyak terpengaruh pesimisme, di mana pasar membutuhkan lebih banyak katalis positif untuk dapat bergerak menguat.
Harga minyak turun kembali setelah ada spekulasi bahwa pasokan minyak AS naik sebesar 2 juta barel. Sementra itu, American Petroleum institute melaporakan pasokan minyak mentah AS naik 9,3 juta barel.
Dari pasar regional Asia, mayoritas dibuka mixed. “IHSG hari ini berpeluang melemah di tengah belum stabiliya sejumlah data makroekonomi domestik. Inflasi yang naik dan indeks manufaktur Indonesia yang turun menambah sentimen negatif untuk pasar,” papar riset tersebut.
Adapun, rupiah relatif stabil walaupun dolar AS melemah di pasar Asia. Pergerakan rupiah akan cenderung fluktuatif dalam jangka pendek dengan kecenderungan pelemahan.
Highlights
- GGRM : Masih prospektif
- PTBA : Pangkas target penjualan
- BMRI : Menggenjot segmen ritel
- SIDO : Targetkan kontribusi ekspor 5% di tahun 2017