Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KINERJA SRIL: Sritex Optimistis Laba Full Year Tumbuh 20%

Salah satu dari 50 orang terkaya di Indonesia sebagai pemilik PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) optimistis laba bersih perseroan tahun ini mampu tumbuh 20% year-on-year.
./.Antara-R. Rekotomo
./.Antara-R. Rekotomo

Bisnis.com, JAKARTA--Salah satu dari 50 orang terkaya di Indonesia sebagai pemilik PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) optimistis laba bersih perseroan tahun ini mampu tumbuh 20% year-on-year.

Emiten tekstil Sri Rejeki Isman mengantongi laba bersih US$44,89 juta setara dengan Rp583,5 miliar, yang merupakan 81% dari proyeksi konsensus sepanjang 2016.

Direktur Utama PT Sri Rejeki Isman Tbk. Iwan Setiawan Lukminto menargetkan pertumbuhan laba bersih tahun ini minimum menyamai dengan perolehan periode 2015. Bahkan, Iwan yakin laba bersih mampu tumbuh 20% tahun ini.

"Kami estimasikan laba bersih 2016 tetap seperti 2015, bahkan bisa tumbuh 20%," ujarnya kepada Bisnis.com, Selasa (25/10/2016).

Tahun lalu, emiten bersandi saham SRIL itu mengantongi laba bersih US$55,66 juta, naik 7,17% dari US$50,45 juta. Pendapatan tahun lalu naik 10,3% dari US$589,08 juta menjadi US$631,34 juta.

Allan Moran Severino, Direktur Keuangan emiten yang lebih sohor dengan sebutan Sritex, optimistis dapat meraup laba bersih sepanjang tahun ini senilai US$64,01 juta, naik 10%-15% year-on-year. Penjualan ditargetkan meningkat 5%-8% tahun ini.

Dalam laporan keuangan yang dirilis perseroan, Selasa (25/10/2016), disebutkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk mencapai US$44,89 juta. Laba tersebut naik 17,2% dari perolehan periode yang sama tahun lalu US$38,3 juta.

Pendapatan yang diraup SRIL mencapai US$498,69 juta hingga kuartal III/2016, naik 4,9% dari periode yang sama tahun sebelumnya US$475,27 juta.

Beban pokok pendapatan juga meningkat 4,2% menjadi US$394,46 juta dari US$378,41 juta. Sehingga, laba kotor Sritex naik 7,6% menjadi US$104,2 juta dari US$96,8 juta.

Kerugian selisih kurs semakin berkurang menjadi US$405.250 dari sebelumnya US$3,55 juta. Akhirnya, laba periode berjalan mencapai US$44,89 juta, naik 17,2% year-on-year dari US$38,3 juta.

Investment Specialist PT BNI Asset Management Akuntino Mandhany, menilai SRIL memiliki lini bisnis hulu dan hilir. Pangsa pasar tekstil SRIL sangat terbuka, terutama untuk produk pakaian militer.

"Produksi dan target pasar Sritex jelas. Tapi penerbitan obligasi kemarin dikhawatirkan menjadi beban keuangan lagi," katanya.

Memang, lembaga pemeringkat Standard and Poor's menurunkan rating utang jangka panjang Sritex menjadi B+ dari BB- dengan outlook stabil. Obligasi global yang diterbitkan anak usahanya, Golden Legacy Ltd. senilai Rp4,65 triliun memiliki kupon 8,25%.

Menurut Akuntino, kupon bunga global bonds itu terbilang sangat besar. Dia khawatir, perseroan mendapatkan tambahan beban keuangan pembayaran bunga meskipun terjadi lindung nilai secara alamiah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper