LOGAM MULIA: Permintaan Logam Tutupi Efek Negatif Dolar, Emas Menguat

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas Comex terpantau bergerak menguat pada perdagangan hari ini, Selasa (25/10/2016), ditopang oleh sehatnya permintaan meskipun ada potensi penaikan suku bunga AS serta penguatan dolar tertahan dalam kisaran saat ini.

Harga emas Comex kontrak Desember menguat 0,44% atau 5,50 poin ke US$1.269,20 per ounce pada pukul 14.42 WIB, setelah dibuka dengan kenaikan 0,12% atau 1,50 poin di posisi 1.265,20 per ounce.

Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur pergerakan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama naik tipis 0,002 poin ke level 98,758 pada pukul 14.43 WIB.

Presiden The Fed wilayah Chicago, Charles Evans, kemarin menyatakan bank sentral AS tersebut akan menaikkan tingkat suku bunganya tiga kali sebelum akhir 2017 apabila ekspektasi inflasi dan pasar tenaga kerja terus membaik.

Akan tetapi, menurut Analis ANZ Daniel Hynes, permintaan pokok bagi logam masih kuat.

“Landasan bagi emas masih cukup positif, dengan meningkatnya ekspektasi inflasi, pelonggaran kuantitatif di Eropa dan Jepang, imbal hasil negatif, serta obligasi pemerintah,” ujar Hynes, seperti dilansir Reuters hari ini.

Menurut James Steel, Analis HSBC, kemungkinan kenaikan suku bunga pada Desember melemahkan emas dalam jangka pendek. Namun jika suku bunga tetap rendah selama beberapa waktu, pasar emas dapat tertopang dalam jangka menengah hingga panjang.

Seperti diketahui, pergerakan harga emas dan logam mulia lainnya sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga yang meningkatkan opportunity cost kepemilikan aset tidak berimbal hasil serta mendorong pergerakan dolar naik.   

Sejalan dengan emas, harga perak kontrak Desember terpantau juga menguat 0,60% atau 0,106 poin ke US$17,710 per ounce, setelah dibuka naik tipis 0,01% atau 0,001 poin di posisi 17,605.

Pergerakan emas dan perak di Comex (Commodity Exchange):

Sumber: Bloomberg