Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah dibuka melemah 0,20% atau 26 poin ke 13.059 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Senin (17/10/2016).
Nilai tukar rupiah ditutup menguat pada perdagangan Jumat (14/10/2016). Rupiah ditutup terapresiasi 40 poin atau 0,31% di level Rp13.033 per dolar AS setelah diperdagangkan pada kisaran Rp13.021 – Rp13.089 per dolar AS.
Pasar di akhir pekan merespons positif duet pejabat tersebut di Kementerian ESDM yang dilantik Presiden..
Pasar uang merespons pelantikan Ignasius Jonan sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral dan Arcandra Tahar sebagai wakil menteri.
Kombinasi pelobi dan teknikal. Mengingat kinerja Jonan cukup bagus (antara lain di perkeretapian) dan Arcandra pengalaman di industri migas dan punya paten riset migas, nilai Ekonom PT Bank Permata Tbk Josua Pardede saat dihubungi hari ini, Jumat (14/10/2016).
Pasar, ujarnya, merespons positif duet pejabat tersebut di Kementerian ESDM.
“Kita lihat rupiah cenderung menguat setelah makan siang,” kata Josua.
Rupiah mampu menguat signifikan di saat indeks dolar AS menguat karena didorong sentimen jelang pidato Gubernur Federal Reserve Janet Yellen.
Bagaimana pergerakan rupiah selanjutnya? Ikuti lajunya secara live hingga penutupan.
Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup melemah 36 poin atau 0,28% ke posisi Rp13.069 per dolar AS setelah diperdagangkan pada kisaran Rp13.037 - Rp13.086 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah terus tertekan 0,29% atau 38 poin ke level Rp13.071 per dolar AS.
Sepanjang perdagangan hari ini rupiah terus tertekan pada level Rp13.037-Rp13.081 per dolar AS.
Pelemahan rupiah terjadi saat mayoritas kurs Asia juga ditransaksikan melemah.
Adapun indeks dolar AS terpantau menguat 0,12% ke level 98,13.
Nilai tukar rupiah melemah tipis 0,06% atau 8 poin ke 13.041 per dolar AS seiring pergerakan IHSG pada awal sesi II perdagangan hari ini, Senin (17/10/2016).
Neraca perdagangan Indonesia September 2016 lompat dan menembus angka surplus di atas US$1 miliar.
Dari Bloomberg disebutkan, neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus sebesar US$ 1,21 miliar.
Sementara itu Badan Pusat Statistik Nilai ekspor Indonesia pada September 2016 mengalami penurunan 1,84% menjadi US$12,51 miliar dibandingkan realisasi Agustus 2016 yang sebesar US$12,63 miliar.
Badan Pusat Statistik mencatat secara keseluruhan dalam periode Januari-September 2016 terjadi penurunan 9,41% dari periode yang sama tahun sebelumnya menjadi US$104,36 miliar.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan menyusutnya angka ekspor September bukan hal yang luar biasa. Penurunan terjadi di ekspor migas dan non migas, masing-masing 6,78% month-to-month (mtm) dan 1,35% mtm.
"Kalau dilihat, tahun lalu juga terjadi penurunan yang sama," paparnya dalam konferensi pers realisasi ekspor impor, Senin (17/10/2016).
Adapun impor September 2016 tercatat senilai US$11,3 miliar atau terpangkas 8,78% mtm. Dibandingkan dengan posisi setahun lalu pun angka ini lebih rendah 2,26%.
Neraca perdagangan RI (US$ juta)
September | 1.216,9 |
Agustus | 363,1 |
Juli | 513,6 |
Sumber: Bloomberg, 2016
Nilai tukar rupiah melemah 0,22% atau 29 poin ke 13.062 per dolar AS seiring pergerakan IHSG pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Senin (17/10/2016).
Rupiah melemah 28 poin atau 0,21% ke Rp13.061 per dolar AS.
Sementara itu indesk dolar AS menguat 0,06% ke 98,075.
Nilai tukar rupiah melemah 0,22% atau 29 poin ke 13.062 per dolar AS seiring pergerakan IHSG pada pembukaan perdagangan hari ini, Senin (17/10/2016).
Nilai tukar rupiah dibuka melemah 0,20% atau 26 poin ke 13.059 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Senin (17/10/2016).
Dolar AS terpantau menguat pada awal perdagangan hari ini, Senin (17/10/2016).
US Dollar Index, yang memantau pergerakan mata uang dolar terhadap mata uang utama lainnya, terpantau menguat 0,10% atau 0,098 poin ke posisi 98,117 pada pukul 6.09 WIB, Senin (17/10/2016)
Seperti dilansir Bloomberg, penguatan ini menyusul meningkatnya ekspektasi terhadap kenaikan suku bunga AS pada akhir tahun ini.
Investor saat ini terfokus pada data ekonomi AS dan retorika the Fed, dengan spekulasi bahwa ekonomi AS cukup kuat untuk menopang kenaikan suku bunga sebelum akhir tahun
Peningkatan tajam dalam penjualan ritel AS dalam tiga bulan terakhir membantu meningkatkan sentimen pasar pada Jumat pekan lalu, bersama dengan pendapatan bank yang lebih baik dari perkiraan.
"Variabel makro utama untuk musim saat akan mendorong harga minyak dan dolar,” ujar Matthew Sherwood, kepala strategi investasi Perpetual Ltd, seperti dikutip Bloomberg.
Sementara itu, nilai tukar dolar terhadap yen terpantau menguat 0,1% ke posisi 104,26 yen per dolar.